Banyak Pedagang Pasar Klandasan Pulang Kampung

- Kamis, 5 September 2019 | 10:58 WIB

Pasar Klandasan yang terbakar 2012 lalu, belum dilakukan pembangunan kembali oleh Pemerintah Kota Balikpapan. Akibatnya kondisi pasar menjadi semrawut serta banyak kios pedagang sebagai Tempat Penampungan Sementara (TPS) menjadi sepi.

ESA FATMAWATI

Menurut Ketua Pedagang Pasar Klandasan, Syamsuddin Hadade, jumlah kios yang terbakar waktu itu mencapai mencapai 312 unit. 

Pasca kebakaran, para pedagang diungsikan ke TPS. Beberapa diantaranya adalah pedagang kain, sepatu, pecah belah, konter ponsel, emas dan lain-lain. Kios tersebut berada di depan dan belakang pasar yang terbakar.

Kios dibangun dari kayu dan papan, namun sudah banyak yang tutup. Ada pula yang disewakan oleh pedagang. Akibat TPS pedagang membuat lokasi parkir tergerus.

Syamsuddin menuturkan, usai dipindahkan ke TPS, banyak pedagang yang mengalami penurunan pendapatan. Beberapa di antaranya memilih pulang kampung. Mereka kebanyakan pedagang kain dan pecah belah. Para pedagang ini antara lain berasal dari Sulawesi dan Banjarmasin.

Selain para pedagang yang memiliki pindah, ada pula yang memilih bertahan. Meskipun pada akhirnya sejumlah kios disewakan kepada pedagang-pedagang baru. Di bagian depan eks lokasi kebakaran, para pedagang sepatu masih kerap berjualan. Sementara toko ponsel berada di sisi depannya. 

Mereka yang memilih pulang kampung adalah pedagang yang kebagian TPS di belakang pasar. Jalan sempit dan berhadapan langsung dengan lapak semi permanen pedagang kuliner membuat area belakang pasar makin penuh. Bahkan kendaraan roda dua pun sulit lewat.

Sampai saat ini yang tersisa kurang lebih 200 pedagang. Jumlah ini sudah termasuk mereka yang menyewakan kiosnya. "Jadi banyak pedagang yang menyewakan ke pedagang lain, sementara mereka pindah. Ada yang sekarang jualan di Rapak, ada juga yang di BP (Balikpapan Permai)," ungkap Syamsuddin.

Diakuinya sampai sekarang pun pedagang masih menunggu kabar dari Pemerintah Kota. Termasuk mereka yang pulang kampung maupun yang pindah, masih berharap kiosnya yang terbakar bisa dibangun kembali.

"Masih menunggu kabar dari sini, makanya disewakan," ujarnya.

Beberapa kios yang disewakan perbulannya dihargai maksimal Rp 200 ribu. Tapi, memang ada juga beberapa kios yang kosong sama sekali karena tidak ada yang menempati.

"Kira-kira ada 100 petak yang sama sekali tidak berfungsi,"akunya.

Kebanyakan yang tidak berfungsi adalah kios di belakang pasar. Keadaan kios tersebut memang tidak memungkinkan karena tidak terlihat sama sekali. Ini juga yang mengakibatkan sejumlah pedagang di bagian belakang pasar akhirnya memilih untuk tutup.

"Tidak laku. Apalagi berhadapan dengan kuliner, sempit tidak ada parkir. Akhirnya satu persatu pergi, disewakan ada juga yang tutup. Memang sudah tidak layak," terangnya.

Halaman:

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

X