PENAJAM- Musim kemarau yang melanda Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menyebabkan debit air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Danum Taka PPU semakin menipis di Water Treatment Plant (WTP) Lawe-Lawe.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur PDAM Danum Taka PPU Ahmad Usman mengatakan, musim kemarau ini debit air Sungai Lawe-Lawe yang menjadi sumber utama air baku PDAM semakin menurun. “Ketinggian air baku di Bendung Lawe-Lawe turun drastis menjadi 170 Cm. Bahkan air yang melewati batas bending sedikit sekali, Karena debit air sungai menurun,” kata Ahmad Usman pada media ini, kemarin (5/9).
Meskipun air baku menurun, namun produksi air bersih tetap stabil. Ahmad Usman menuturkan, pompa air di intake telah diganti yang baru sehingga suplai air dari intake ke kolam pengelolaan air cukup maksimal. “Air baku kita menurun. Tapi, produksi kita maksimal. Bahkan meningkat dari 70 liter per detik menjadi 80 liter per detik. Sehingga pelanggan di Desa Siderejo yang selama ini tidak terlayani dan telah dapay menikmati layanan air bersih PDAM,” ungkap Asisten II Bidang Pembangunan dan Ekonomi Setkab PPU ini.
Namun, PDAM juga was-was apa bila musim kemarau berlangsung cukup lama. Pasalnya, persediaan air baku di WTP Lawe-Lawe diperkirakan hanya mampu bertahan selama satu bulan. “Persediaan air baku kemungkinan hanya sampai sebulan ke depan,” ungkapnya.
Ahmad Usman berharap, musim kemarau ini cepat berakhir. Jika, air baku WTP Lawe-Lawe kering, maka PDAM akan kesulitan mencari sumber air baku. “Kita berharap hujan cepat turun,” ucap dia.
PDAM Danum Taka juga melakukan sistem distribusi bergilir di dibeberapa titik. Khususnya di wilayah Kerok dan Kayu Api di Kelurahan Penajam. Karena kapasitas produksi air bersih yang ada saat ini, normalnya untuk 4.900 sambungan rumah tangga (SR). Tapi, faktanya PDAM melayani 6.000 pelanggan. “Memang ada pelanggan mendapat layanan distribusi air secara bergilir. Tapi, yang ada di sepanjang jalur pipa utama dapat terlayani 24 jam,” tandasnya. (kad/ono)
