Sejumlah warga yang melintas di Jalan Piere Tendean, Gunung Pasir, pada Selasa (7/10) pagi mengeluhkan bau busuk ribuan ikan yang mati mengapung di Waduk Telaga Sari.
“Bau betul ikannya mas,” keluh Herman warga Prapatan, kepada Balikpapan Pos. Dari pantauan media ini warga yang berbondong-bondong menangkap ikan di dalam waduk sudah berkurang. Hanya terlihat beberapa anak saja menangkap ikan yang masih hidup.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Suryanto mengatakan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Kota (DKK) telah melakukan peninjauan terhadap ikan-ikan yang mati di Waduk Telaga Sari, Senin (7/10) malam.
“Petugas sudah kami kirim dari malam, dimana saat melakukan observasi, kami melihat ada pekerjaan pemeliharaan waduk menggunakan alat berat ekskavator,” jelasnya.
Lanjut Suryanto, dari hasil observasi ditemukan adanya lapisan film di pinggir waduk dekat pintu air. Sedangkan ikan-ikan sudah banyak yang mati di sekitar waduk.
“Lapisan film, itu perlu dipastikan lewat uji laboratorium apa termasuk jenis minyak atau bukan,” akunya.
Selain itu, matinya sejumlah ikan secara mendadak di dalam waduk, dikatakan Suryanto juga imbas dari adanya kegiatan pengerukan sedimen tanah.
“Proses pengerukan menyebabkan kekeruhan air secara signifikan dan berkurangnya kandungan oksigen secara tiba-tiba,” jelasnya.
Menurut Suryanto, selain DKK, pihak Dinas Pangan, Pertanian, Perikanan (DP3) juga ikut mengambil mengambil sampel kualitas air dan ikan yang mati guna dilakukan uji laboratorium.
“Rencananya uji terhadap ikan harus dibawa ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Samarinda diuji menggunakan alat spektrofotometer serapan atom,” jelasnya.
Menurut petugas DP3 yang mengambil sampel bahwa tidak ada indikasi ikan mengalami keracunan, karena burung bangau tetap hidup setelah memakan bangkai ikan.
Sebelumnya, Pemerhati Lingkungan Jufriansyah, mengatakan, seharusnya pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) langsung turun tangan memeriksa air Waduk Telaga Sari untuk memastikan penyebab ikan-ikan itu mengapung.
“Harusnya DLH langsung turun tangan melakukan analisa terhadap air waduk,” kata Jufriansyah.
Jufri sapaan akrab Jufriansyah menuturkan, penyelidikan terhadap penyebab ikan tersebut mengapung sangat penting, mengingat banyak orang yang menangkap ikan itu untuk dikonsumsi.
“DLH harus memastikan bahwa ikan itu aman di konsumsi,” ujar Jufri yang merupakan Direktur LSM Stabil ini.