Kisah Pilu Basrani, Puluhan Tahun Sebatang Kara, Setia Menjadi Wakar

- Selasa, 19 November 2019 | 09:54 WIB

BALIKPAPAN - Sore itu, Basrani sedang duduk-duduk di ruang tamu tempat tinggalnya. Katanya sedang istirahat. Setelah melihat kedatangan Ketua RT 15 Graha Indah, Ahmad Maulid, Bhabinkamtibmas Graha Indah, Aipda Wempi Antariksa, dan anggota FKPM, Katiman, cepat-cepat, pria berusia 69 tahun itu langsung memasang headset di kedua telinganya.

Dua minggu yang lalu, karena pendengarannya sudah berkurang, kakek dengan sapaan akrab Pak Abas itu meminta pinjaman uang sebesar Rp 500 ribu dari kas pos ronda di RT mereka. Dia bermaksud membeli alat bantu pendengaran. Tapi karena jumlah uang itu tidak cukup, warga kembali swadaya dan berhasil mengumpulkan Rp 500 ribu dan diserahkan kepada Abas. Headset alat bantu pendengaran akhirnya bisa dibelikan.

Jumat berkah yang dicanangkan pihak kepolisian melalui bhabinkamtibmas, Jumat (15/11) yang lalu, menjadwalkan memberikan bantuan berupa sembako kepada Pak Abas. Atas bantuan yang diberikan, diharapkan mampu mengurangi sedikit beban Pak Abas dan menjadi berkah bagi kesehatannya.

"Hari ini (kemarin) kami menemui Pak Abas yang tinggal sebatang kara. Tidak ada kelurga dan tempat tinggalnya juga numpang di rumah warga. Karena kondisi itulah kami datang ke seni, memberikan bantuan sembako. Semoga menjadi berkah bagi Pak Abas," ujar Bhabinkamtibmas Graha Indah, Aipda Wempi kepada Balikpapan Pos usai memberikan bantuan.

Mendapat bantuan itu, Pak Abas terlihat senang. Senyumnya mengembang. Lalu menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak kepolisian dan FKPM yang sudang datang menemuinya dan memberikan bantuan. "Terimakasih buat bapak-bapak yang sudah datang dan membantu saya," ujarnya singkat.

Ketua RT 15 Graha Indah, Ahmad Maulid saat diwawancarai, mengaku kalau Pak Abas sudah 10 tahun lebih tinggal sebatang kara di lingkungannya. Tempat tinggal Pak Abas sendiri sering berpindah-pindah. Yah, di saat ada rumah kosong di lingkungannya dan bersedia memberikan secara gratis untuk ditempati Pak Abas.

"10 tahun yang lalu, Pak Abas tinggal sebatang kara di daerah Gunung Pasir. Saat itu dia jadi tukang di lingkungan kami, karena kasihan, saya pun menyarankan supaya tinggal di sini," kisah Ahmad.

Untuk biaya sehari-hari Pak Abas, dia pun menyukupkan gajinya sebagai wakar di kampung itu. Upah yang dikumpulkan warga untuk penjaga kampung setiap malam tiba hingga pagi harinya.

"Kerjanya menjaga kampung mulai jam 1 malam sampai pagi. Dari dulu Pak Abas ini memang sendiri, katanya ada istri di Banjar, tapi tidak ceritanya kenapa memilih tinggal sebatang kara," tambah Ahmad.

Untuk saat ini, salah satu kendala utama yang dihadapi Pak Abas adalah ketiadaan BPJS Kesehatannya. Pihak RT sendiri sudah pernah mengusulkan kepada pihak kelurahan, supaya membantu warganya. Tapi sampai saat ini belum juga direalisasikan.

"Kalau Pak Abas sakit, kasihan tidak ada yang mengurus. Hanya warga saja. Kemudian BPJS belum ada juga. Beberapa waktu lalu saya sudah mengusulkan ke Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan, tapi sampai saat ini belum ada bantuan," pungkasnya. (gan/ono)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB

Lahan Terbakar, Asap Mengepul Belasan Jam

Rabu, 17 April 2024 | 14:00 WIB

Pom Mini di Balikpapan Mulai Ditertibkan

Rabu, 17 April 2024 | 11:00 WIB
X