BALIKPAPAN - Nasib Pelatih Satia Bagdja Ijatna masih mengambang. Kontraknya hingga Desember bersama Persiba Balikpapan belum ada pembaharuan. Padahal tinggal menyisakan satu bulan lagi. Sampai saat ini belum ada pembicaraan serius antara manajemen dengan dirinya. Pria kelahiran Jakarta ini pun belum mau menanyakan kembali perihal masa depannya.
Ya libur kompetisi, Satia memilih kembali menjalani rutinitasnya sebagai dosen di Universitas Negeri Jakarta. Sembari bermain sepakbola untuk menjaga kebugaran. ”Kontrak saya sampai Desember. Tapi sampai sekarang belum ada pembicaraan lagi. Mungkin nanti saya yang akan tanya langsung,” kata Satia saat dikonfirmasi melalui selulernya, Selasa (19/11).
Memang mantan arsitek timnas wanita ini tidak ingin berspekulasi perihal masa depannya. Dia pun mengaku biarkan manajemen menilai seperti apa kiprahnya bersama Beruang Madu musim ini. ”Semua keputusan ada pada manajemen. Saya terima saja keputusannya seperti apa nanti,” jelasnya.
Andai di depak, Satia tetap legowo. Baginya menjadi pelatih Persiba merupakan sebuah rezeki. Sebagai pelatih profesional, sudah menjadi risiko ketika kontrak harus diputus ataupun diperpanjang. Di sisi lain, dia mengaku belum mampu membawa tim kesayangan Kota Minyak meraih prestasi. Minimal lolos ke delapan besar. Atas dasar itu, dia menerima apapun keputusan manajemen nantinya. ”Kecuali masuk delapan besar baru bisa protes. Jadi santai saja dan harus profesional,” jelasnya.
Sementara itu, soal perburuan manajemen dalam mencari pemain, kata dia ada andil terutama merekrut dua pemain PSBS Biak Yudhistira Mambrasar dan Fredy J Isir. Sebelum tim dibubarkan, dia sudah kepincut dengan gaya bermain keduanya seusai bersua PSBS di Stadion Batakan. Atas dasar itu, Satia menyarankan untuk merekrut mereka di musim depan. ”Saya tahu soal perekrutan dua pemain itu. Tapi untuk pemain lain belum ada komunikasi lagi dengan manajemen,“ pungkasnya. (ham/san)
