Tak Sanggup Bayar Iuran BPJS, Banyak Warga Daftar Gakin

- Senin, 2 Desember 2019 | 09:54 WIB

 BALIKPAPAN - Ratusan peserta BPJS Kesehatan mendadak berbondong-bondong datang ke Kantor BPJS Kesehatan mengajukan perpindahan kelas. Hal ini dampak dari kenaikan tarif yang berlaku pada tahun 2020 mendatang. Setiap harinya puluhan orang datang meminta perpindahan kelas lantaran tak sanggup membayar iuran yang dirasa cukup tinggi.

Tercatat setiap harinya sebanyak 10 peserta meminta perpindahan kelas dari semula kelas II menjadi kelas III. Jelas hal ini dampak dari kenaikan tarif yang dimana sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo, kenaikan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Berdasarkan data dari Kantor cabang BPJS Kesehatan Kota Balikpapan, saat ini telah banyak warga yang melakukan penurunan kelas baik dari kelas 1 ke kelas 3 atau kelas 2 ke kelas 3.

Data yang tercatat pada hari normal sebelum ada peningkatan tarif seharinya hanya 5-10 orang saja. Namun semakin mendekati awal Januari dalam seminggunya warga yang mengajukan permohonan turun kelas dalam seminggu ada di kisaran 150-190 orang. "Dalam satu minggu ini ada 190 peserta yang minta pindah kelas. Memang ini karena penerapan aturan dan kebijakan tersebut membuat ramai warga menurunkan kelas," kata Kepala BPJS Kesehatan cabang Balikpapan, Sugiyanto.

Ia memprediksi banyak yang akan melakukan penurunan kelas hingga mendekati Januari 2020 mendatang. Meskipun menurut Sugiyanto hal ini tidak terlalu mempermasalahkannya. "Ya enggak masalah warga menurunkan kelasnya. Yang penting warga masih tetap ikut dalam program BPJS Kesehatan karena ini sifatnya gotong royong," ujarnya.

Hal ini memang diakui warga bahwa mereka tidak sanggup untuk membayar iuran kelas II sebesar Rp 100 ribu. Salah seorang warga yang tengah mengantre di kantor BPJS bernama Resti mengatakan dirinya memang sudah berniat pindah kelas lantaran tidak sanggup membayar. Dirinya yang hanya ibu rumah tangga hanya mengandalkan biaya dari anaknya untuk membayarkan iuran.

"Awalnya kelas 1 tapi turun ke kelas 3, sebab mahal. Dari pada nggak sanggup mending turun aja, kasihan juga anak-anak saya bayarkan," ungkapnya. (yad/rus)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X