Smart City Tanjung Aru Belum Jelas

- Senin, 2 Desember 2019 | 09:57 WIB

 TANA PASER - Menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP), Pembangunan megaproyek smart city disebut masih dalam tahap perencanaan dan proses studi kajian di lapangan.

“Tahapan itu hampir rampung,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Paser Madju Pangihutan Simangunsong.

Kata dia, proyek yang kemungkinan memiliki nilai investasi puluhan triliun rupiah itu tetap akan berlanjut. Menjadi bagian tak dipisahkan dari proses pemindahan ibu kota baru di Penajam Paser Utara (PPU). Meski status kawasan yang akan menjadi lokasi proyek masih berstatus cagar alam.

“Memang belum ada pembangunan fisik. Kami optimistis ini bisa menjadi proyek strategis nasional sebagai daerah penyangga ibu kota negara,” kata Madju.

Lanjutnya, kementerian terkait tengah menyusun rencana tata ruang proyek ini. Feasibility study (FS) juga dilakukan dari investor, yakni PT Bahtera Paser Multi Infrastruktur (BPMI) yang berkonsorsium dengan National Standard Finance (NSF) dari Jakarta.

“Saat ini kami masih menunggu kabar terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang berwenang terkait status cagar alam. Dan Bappenas yang menyusun proyek ini bersama pihak ketiga,” bebernya.
Dari data yang pernah dihimpun Kaltim Post pada 2017, nantinya, lahan yang dibangun tahap pertama seluas 400 hektare di darat, sementara wilayah laut di radius 6 kilometer dari pesisir. Pembangunan pun harus selesai dalam tiga tahun pertama, dan pemerintah berstatus hanya sebagai pemilik lahan dan hanya menerima pendapatan dari hasil pajak dan dampak ekonomi lainnya di sekitar pembangunan. Dan setelah 30 tahun, aset tersebut menjadi milik pemerintah.

Dari master plan tahap pertama yang diajukan BPMI-NSF diketahui, kawasan Tanjung Aru ini akan dibangun sejumlah prasarana dan fasilitas. Mulai dari dermaga container refer, dermaga penumpang, lapangan container refer dan lapangan curah air, area pergudangan dan industri. Juga ada dermaga kapal ikan ukuran di bawah 60 GT dan di atas 60 GT.

Selain itu, ada area kawasan industri perikanan yang meliputi pasar ikan modern, pabrik pengolahan ikan, cold storage, rusunawa buruh nelayan, pasar sayur, pos keamanan, pujasera dan lainnya. Tidak ketinggalan dibangun kawasan perumahan yang lengkap dengan gedung perkantoran, hotel, area olahraga dan rumah sakit, serta pembangkit listrik.

Sebelumnya pada Februari 2017 lalu dalam presentasinya, President Director NSF Indonesia Tommy Soeprapto mengatakan siap mengucurkan dana triliunan untuk menciptakan kawasan ekonomi industri atau smart city di Paser. Jika proyek tersebut berjalan, dia yakin bakal menyerap ribuan tenaga kerja, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), serta peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Namun hingga saat ini belum ada gaung terbaru terkait kelanjutan proyek ini. Meski beberapa bulan lalu ada pejabat kementerian yang dikabarkan memantau langsung kawasan tersebut menggunakan helikopter.

“Iya benar waktu itu ada dari pemerintah pusat beserta investor yang memantau ke sana,” kata Madju. (/jib/rdh/k15/kpg/rus)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X