Pedagang Takut dengan Preman, Terpaksa Pasrah

- Sabtu, 14 Desember 2019 | 11:53 WIB

 BALIKPAPAN - Keresahan para pedagang terkait premanisme di kawasan Pasar Pandansari perlahan terjawab setelah polisi meringkus sejumlah preman di kawasan pasar tradisional itu. Meski baru 6 orang yang diamankan, paling tidak membuat para pedagang sedikit lega.

Namun, bukan berarti keresahan tidak berlanjut. Aksi premanisme tidak hanya dilakukan oleh 6 orang di bawah komplotan Andi Sultan alias Sutang itu. Masih ada beberapa komplotannya yang belum diringkus. Belum lagi kelompok lainnya yang saling memperebutkan lahan di Pandansari itu.

Polisi pun terus melakukan pengembangan terhadap premanisme di kawasan Pandansari. Setelah berkoordinasi dengan pemerintah kota, polisi berencana akan menertibkan dan menindak aksi premanisme di kawasan itu.

"Ya, bagus saja kalau sudah begitu. Sebab kami sejak dulu memang resah," kata salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.

Aksi premanisme di kawasan Pandansari sudah berlangsung lama. Dimana Sutang mengkoordinir sejumlah lapak dan parkiran di kawasan tersebut. Alhasil setoran dari anggotanya pun mengalir ke Sutang. Dari hasil keterangannya saat ditangkap, Sutang meminta tarif kepada pedagang sebesar Rp 70 ribu ke setiap lapak. Belum lagi setoran parkir liar yang setiap harinya selalu mengalir kepadanya.

Para pedagang sejatinya ingin melaporkan aksi ini, hanya saja ketakutan yang berlebihan dari pedagang hingga petugas UPT Dinas Pasar itu sendiri, membuat aksi ini terbiarkan lama. Bahkan informasinya para pedagang sering melapor ke UPT hanya saja harus dipertemukan terlebih dahulu dengan Sutang. Hal inilah yang membuat para pedagang takut dan enggan melapor ke kepolisian.

"Kami dicsini takut, sudah sering ngadu ke kantor (UPT Dinas Pasar,Red.) tapi harus dipertemukan sama Sultan dulu. Kantor saja nggak berani, jadi ya kami sudah resah dari dulu," lanjutnya.

Bukan hanya para pedagang, warga sekitar Pandansari juga kerap dibuat deg-degan lantaran dua kubu preman itu acap kali berkelahi lantaran ingin memperebutkan lahan parkir. Bahkan pada Selasa lalu (3/12) kubu Sutang menyerang kediaman Andi Erwin dengan membawa senjata tajam. Suasana tegang ini membuat warga sekitar tak berani mendekat.

"Lebih dari 10 orang bawa samurai dan busur. Ada yang mau lerai, tapi orang yang bawa parang itu bilang siapapun yang menghalangi akan ditimpas," ujar salah seorang warga yang juga enggan disebutkan namanya.

Mengetahui situasi premanisme di Pandansari, Kapolsek Balikpapan Barat AKP Agung Nursapto telah berkoordinasi kepada pemerintah kota dan akan menertibkan premanisme di kawasan ini. Pihaknya pun masih melakukan pengembangan terhadap Sutang cs beserta komplotan lainnya.

"Dengan adanya pasar yang berserakan, premanisme berkembang biak, maka kami melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah kota agar ditertibkan. Jadi upaya kami ini agar pemerintah kota menertibkan Pasar Pandansari itu," pungkas Agung. (yad/cal)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X