Jangan Coba-Cobe Melawan, Kalau Tak Ingin Mati

- Sabtu, 11 Januari 2020 | 13:24 WIB

BALIKPAPAN - Ketegasan dalam memberantas peredaran narkoba ditunjukkan Kapolresta Balikpapan, Kombes Pol Turmudi. Dia memerintahkan anggotanya untuk melakukan tindakan tegas dan terukur kepada para bandar besar narkoba yang melakukan perlawanan ketika akan ditangkap.

Seperti di Samarinda, Rabu (8/1) aparat kepolisian terpaksa menembak mati pengedar sabu Tahang Tenri (33) di Jalan Kerukunan RT 31 Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara. Tahang merupakan kurir sabu yang saat penangkapan memiliki sabu seberat 3,7 kilogram. Tahang tewas didor karena berusaha melawan dengan mencoba menyerang polisi. Satu peluru tepat mendarat di dada Tahang, yang kemudian sempat dilarikan ke RSUD AW Sjahranie, namun sudah dalam keadaan tak bernyawa.

Sama halnya dengan di Balikpapan, Kapolresta Turmudi pun tak segan-segan melakukan tindakan tegas dan terukur jika ada pelaku narkoba yang coba melawan petugas. "Kalau ada bandar besar melakukan perlawanan ketika akan ditangkap, kita akan lakukan tindakan tegas dan terukur. Kalau pun terpaksa mematikan, apa boleh buat. Karena narkoba ini sangat merusak generasi anak muda kita. Kalau memberantas narkoba dengan tegas itu ibadah," tegas Turmudi.

Pasalnya, dari hasil pengecekan di wilayah Gunung Bugis tepatnya di 2 RT Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan, ditemukan ada satu rumah tua yang dijadikan sebagai markas pengedar dan penggunaan narkoba. Hal ini terbukti dengan ditemukannya sejumlah peralatan penjualan sabu seperti timbangan, plastik klip bening berbal-bal, alat isap sabu atau bong, dan pipet kaca.

"Ada rumah kosong yang dijadikan transaksi kita bongkar. Karena rumah tidak berpenghuni, kita buka, dan ditemukan alat ini. Seperti pipet, bong, plastik klip tempat membungkus sabu," bebernya.

Menurut Turmudi dengan turunnya langsung kepolisian ke Gunung Bugis dalam rangka memberikan informasi ke masyarakat bahwa polisi tidak tinggal diam dalam menangani kasus peredaran narkoba ini.

Sikap masyarakat sendiri di sana kebanyakan resah dengan aktivitas tersebut. Akan tetapi kebanyakan masyarakat takut untuk melapor, lantaran mendapat intimidasi dari para pelaku jaringan narkoba tersebut.

"Masyarakat di sana banyak yang resah terhadap peredaran narkoba, tapi ada yang ketakutan di sana kalau melapor. Makanya mereka diam. Dengan kehadiran kita di sana, mereka senang karena mayoritas mendukung kita. Kalau mereka tidak tahu indikasi memang tidak tahu betul atau mereka takut ancaman atau intimidasi," tandasnya. (pri/cal)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X