Balikpapan Butuh Pasar Induk, Ini Alasannya

- Jumat, 24 Januari 2020 | 13:41 WIB
Arzaedi
Arzaedi

BALIKPAPAN–Sebagai kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN), Balikpapan harus segera berbenah. Apalagi jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahun sehingga kebutuhan bahan pokok juga mengalami peningkatan. Untuk itu, sudah saatnya Balikpapan memiliki pasar induk sebagai penampung bahan pokok untuk didistribusikan terhadap sejumlah pasar rakyat.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan, Arzaedi Rachman mengatakan, di Balikpapan terdapat 11 pasar rakyat yang dulu dinamakan pasar tradisional.

“Pasar rakyat atau tradisional itu tidak ada penguraian, dan pengemasan. Pasar rakyat itu tidak ubahnya seperti pasar modern. Contoh Pasar Pandansari,” kata Arzaedi Rachman kepada Balikpapan Pos.Arzaedi menyebutkan, di Pasar Pandansari banyak distributor, seharusnya tempat mereka di pasar induk.

“Kedepannya kita prioritaskan pembangunan pasar induk di RPJMD 2021-2025. Kita perlukan pasar induk, untuk menekan inflasi, dan mengurai kemacetan,” katanya. Ia mengaku, butuh kajian untuk membangun pasar induk yang direncanakan di Jalan Projakal, Kelurahan Graha Indah Balikpapan Utara.

“Ini akan kita kaitkan dengang rencana IKN di Kaltim. Balikpapan itu kota penyangga utama. Kita perlu lakukan terobosan di sisi perdagangan. Ada yang kita review salah satunya keberadaan pasar induk. Apakah masih layak dibangun di kawasan projakal,” ujar Arzaedi Rachman.

Menurutnya, lokasi awal pembangunan pasar induk dekat rumah pemotongan hewan Graha Indah, tapi jika tidak memungkinkan, lebih baik lahan tersebut untuk pengembangan rumah pemotongan hewan (RPH).

“Kalau bersentuhan dengan pasar induk akan crowded. Kalau bisa kita tetapkan lokasi pasar induk ini sekaligus mengurai kemacetan di kota,” ujar Arzaedi Rachman. Kemungkinan Pemkot Balikpapan condong di Wilayah Balikpapan Timur. Saat ini sedang dilakukan kajian dimana titik tepatnya.

“Kita tidak mau setelah dibangun malah tidak efektif. Nah itu termasuk pasar induk apakah bisa di sana atau tidak,” katanya. Dimana untuk luas lahannya yang dibutuhkan Pemkot Balikpapan cukup luas, karena akan ada manuver-manuver yang dimiliki oleh distributor dan gudang yang cukup banyak.

“Bahkan kita ada pemikiran pekerja nginep di situ, dibuatkan ada semacam losmen. Jadi itu ada pengaruh pada cost pekerja itu sendiri. Jadi tidak perlu ongkos transportasi. Lahan minimal butuh dua hektar,” tutupnya. (dan/vie)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 18:07 WIB

Drainase di Jalan Juanda Dikerjakan Bertahap

Selasa, 16 April 2024 | 18:00 WIB

Rp 11 M untuk Perbaikan Jalan Sungai Buntu

Selasa, 16 April 2024 | 17:15 WIB

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

Di Kutai Barat, Pertalite Lebih Mahal dari Pertamax

Selasa, 16 April 2024 | 16:30 WIB

BKPSDM Balikpapan Pantau Hari Pertama Kerja

Selasa, 16 April 2024 | 15:00 WIB

Tim Respons Brimob Padamkan Karhutla

Selasa, 16 April 2024 | 12:15 WIB

Tabrak Truk, Pengemudi Motor di Bontang Meninggal

Selasa, 16 April 2024 | 09:04 WIB
X