PENAJAM- Kebakaran lahan gambut di RT 2 Desa Giripurwa, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) semakin meluas. Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU Nurlaila mengungkapkan, lahan gambut yang terbakar telah mencapai lima hektare. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Desa Giripurwa pada Selasa (21/1), sampai saat ini belum berhasil dipadamkan.
“Hari ini (kemarin, Red.) sudah hari ketiga kami melakukan penanganan. Dan lahan gambut yang terbakar belum bisa dipadamkan,” kata Nurlaila pada media ini,.
Nurlaila mengungkapkan, kebakaran lahan gambut membutuhkan penanganan ekstra. Apabila tidak turun hujan, penanganan butuh waktu seminggu. “Kalau lihat kondisi lapangan, dalam waktu seminggu belum tentu padam tola. Kalau tidak turun hujan,” terangnya.
Penanganan kebakaran lahan gambut di Giripurwa, sebanyak 15 personel BPBD yang diturunkan. Sementara Satgas Hutbun dari Dinas pertanian sebanyak 10 personel, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) 10 personel, Satpol PP empat personel serta dibantu oleh pihak kepolisian dan TNI. Nurlaila mengungkapkan, penanganan kebakaran lahan gambut ini menghadapi kendala ketersediaan air di sekitar lokasi kebakaran. “Persediaan air di saluran primer sangat sedikit. Sementara penanganan kebakaran lahan gambut butuh pasokan air yang memadai,” ungkapnya.
Mobil pemadam kebakaran yang diterjunkan ke lokasi pun memiliki kendala akses jalan. Sehingga, tidak mampu mengakses seluruh lahan gambut yang terbakar. “Mobil pemadam sampai di lokasi. Tapi, hanya bisa sampai bagian luar. Itu pun kalau mobil pemadam kita tahu terbatas airnya. Ketika habis, butuh waktu bolak-balik, jadi kurang maksimal. Kalau lahan gambut butuh air yang banyak. Ini juga dari UPT PU juga menunrunkan alat untuk membersihkan saluran air agar air yang ada di saluran dapat kita maksimalkan,” ujarnya. (kad/rus)