Menembus Pedalaman untuk Mengajar, Meretas Masa Depan

- Kamis, 30 Januari 2020 | 22:58 WIB
BERBAGI KEBAHAGIAAN: Para relawan 1000 Guru Balikpapan saat berfoto bersama anak-anak Kampung Adat Mului, Desa Swan Slutung, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser.
BERBAGI KEBAHAGIAAN: Para relawan 1000 Guru Balikpapan saat berfoto bersama anak-anak Kampung Adat Mului, Desa Swan Slutung, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser.

Menjadi seorang pendidik tidak harus menyandang gelar guru. Siapapun bisa menjadi pendidik, turut andil dalam usaha mencerdaskan generasi penerus bangsa. Hal inilah yang menjadi program 1000 Guru Balikpapan, merasakan menjadi guru sehari di daerah pedalaman.

 

DIAH ANGGRAENI

 

SEBANYAK 35 anak muda yang berasal dari latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda-beda tampak antusias. Mereka adalah para relawan pendidikan yang tergabung dalam komunitas 1000 Guru Balikpapan. Memiliki niat yang sama, mengembangkan semangat pendidikan generasi penerus bangsa dan eksplore kekayaan alam dan budaya nusantara.

Tujuan mereka adalah daerah pedalaman di Kabupaten Paser, tepatnya Kampung Adat Mului, Desa Swan Slutung, Kecamatan Muara Komam. Menempuh jalur laut, darat, dan menembus rimbunnya hutan di tengah malam menggunakan kendaraan offroad.

Butuh waktu sekira 11 jam untuk mencapai desa yang berada di kaki Gunung Lumut tersebut. Berangkat dari Pelabuhan Kariangau menuju Kabupaten Penajam, dilanjutkan perjalanan darat ke Desa Simpang Lombok, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser.

Kemudian berganti kendaraan milik anggota Indonesia Off-Road Federation (IOF) Kabupaten Paser juga VES Community Paser menuju Kampung Adat Mului. Rombongan baru tiba keesokan harinya (26/1) pada pukul 04.00 Wita.

Tiba di Mului, para relawan disambut kesunyian. Tidak ada cahaya kecuali dari lampu kendaraan offroad. Raga yang lelah tidak dirasakan, hanya ucapan syukur yang terdengar.

“Alhamdulillah,” kata inilah yang terdengar dari sejumlah relawan ketika kali pertama kaki mereka menapak di jalan desa yang didiami suku Dayak Paser tersebut.

Wajar saja, banyak kejadian yang dialami rombongan ketika menembus hutan belantara. Mulai dari hujan, kendaraan offroad yang mogok, ban ambles akibat lumpur, hingga kaca kendaraan yang pecah. Belum lagi medan jalan yang sulit dan dikelilingi jurang.

Banyakin doa, siapa tahu karena sesuatu hal (kasatmata, Red),” kata Ari, salah seorang karyawan swasta dari Jakarta ketika kendaraan offroad yang ditumpanginya mogok. 

Pada Sabtu (25/1) pagi, kegiatan pun dimulai. Hari itu adalah hari yang paling ditunggu. Mengajar para murid  SDN Kunjung 012 maupun anak putus sekolah, mulai dari pengenalan panca indera hingga pentingnya ekonomi di luar kelas.

Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini juga ada sesi heart to heart. Berbicara dari hati ke hati, menggali sedalam mungkin untuk terus semangat.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB
X