Soal Virus Corona, Kata Wali Kota Jangan Terjebak Istilah Suspect

- Kamis, 6 Februari 2020 | 11:27 WIB
Rizal
Rizal

BALIKPAPAN - Kasus virus corona menjadi perhatian serius semua pihak, tak terkecuali Pemkot Balikpapan. Ya Senin (3/2) pagi sekitar pukul 08.30 wita, bertempat di Ruang rapat I kantor Wali Kota Balikpapan dilaksanakan rapat koordinasi dengan tim gerak cepat beserta OPD terkait membahas masalah vius corona ini. Rapat sendiri bersifat tertutup, sehingga awak media baru bisa mengkonfirmasi setelah rapat selesai dilaksanakan.

Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi mengatakan untuk saat ini sudah ada beberapa rumah sakit di Balikpapan yang ditunjuk sebagai lokasi rujukan jika ada warga yang suspeck, salah satunya Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD). “Total ada 20 ruang isolasi yang sudah disiapkan dan tersebar dibeberapa rumah sakit yang di Balikpapan,” ujar Riza Effendi kepada Balikpapan Pos.

Rizal mengatakan, meski rumah sakit ini sudah menyiapkan 20 ruang isolasi, hanya saja belum memenuhi standar yang ditentukan untuk menangani kasus-kasus seperti virus corona ini. “Kita memang belum punya, minimal ruang isolasinya ini bertekanan udara negatif,” aku Rizal.

Untuk itulah ke depan rencananya, Pemkot Balikpapan akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) siapa tahu bisa dibantu melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk membangun ruang isolasi yang memang ideal untuk menangani kasus-kasus seperti virus corona ini.

“Apalagi Balikpapan sebagai penyangga ibu kota negara yang baru, sehingga sudah sepatutnya pelayanan dan fasilitas kesehatan yang ada saat ini ditambah dan dilengkapi,” harapnya.

Rizal juga mengingatkan kepada warga Balikpapan, agar tidak cepat mengambil kesimpulan jika mendengar kabar ada warga yang suspeck di ruang isolasi akibat virus corona. Perlu diketahui istilah suspeck itu bagi orang yang lagi diobservasi, belum tentu mereka penderita virus corona.

“Sering warga terjebak, seolah-olah kalau ada orang dimasukan ke ruang isolasi sudah pasti kena virus corona, padahal di dalam ruang isolasi tersebut pasien tersebut diperiksa dan diobservasi,” jelas Rizal.

Selain itu, kendala yang ada di rumah sakit di Balikpapan yakni ketika ada orang suspeck, pemeriksaan sampel harus dikirim ke Jakarta dan memerlukan waktu dua sampai tiga hari. “Nah inilah yang kami perjuangkan, agar rumah sakit yang ada di Balikpapan untuk segera dilengkapi fasilitasnya, sehingga sudah perlu punya laboratorium yang bisa uji tes seperti kasus-kasus seperti ini,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Andi Sri Juliarty mendukung jika fasilitas di RSKD dilengkapi terutama untuk ruang isolasi yang bertekanan negatif, karena untuk di Balikpapan memang belum ada yang memiliki.

“Kita tidak bilang ruang isolasi yang ada saat ini tidak standar, hanya saja ruang isolasi ini memiliki tingkatan-tingkatan, khusus untuk ruang yang berisolasi tekanan negatif memang diperuntukan untuk menangani kasus virus-virus seperti corona ini,” jelas Andi Sri.

“Secara umum, ruangan isolasi menggunakan tekanan udara negatif untuk membantu mencegah penyakit yang dapat menyebar melalui udara, keluar dari ruangan isolasi dan menginfeksi orang lain. Dengan demikian, tidak akan ada udara yang keluar dari ruang isolasi dan mengkontaminasi udara di luar,” tutupnya. (dan/rus)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X