Antrean di SPBU Ngga Abis-Abis, Ternyata Biang Masalahnya Si Pengetap..!!

- Senin, 24 Februari 2020 | 10:31 WIB
GAWAT:Salah satu SPBU di Balikpapan yang diduga telah dikuasai para pengetap BBM yang membuat antrean cukup panjang.
GAWAT:Salah satu SPBU di Balikpapan yang diduga telah dikuasai para pengetap BBM yang membuat antrean cukup panjang.

BALIKPAPAN-Antrean para pengetap bahan bakar minyak (BBM) di setiap Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) di Balikpapan mulai tidak terkendali. Mereka terlihat bolak-balik menggunakan sepeda motor yang diduga telah dimodifikasi tangkinya sehingga tampak lebih besar. Parahnya lagi para pengetap ini banyak yang tidak menggunakan helm tapi dibiarkan saja oleh petugas kepolisian.  

Dari pantauan media ini sejumlah SPBU yang menjadi lokasi favorit para pengetap yakni SPBU Kebun Sayur, Balikpapan Barat. Di lokasi ini sejumlah sepeda motor dengan tangki cukup besar bolak-balik mengisi BBM jenis premium dan pertalit. Mereka biasanya menyimpan jerigen-jerigen untuk menampung BBM tak jauh dari SPBU, kemudian di bawa pulang, untuk disuplai ke pom mini atau diperjual belikan menggunakan botol eceran.

Hendriawan warga Baru Ilir mengaku, kesal dengan ulah para pengetap ini, terutama mereka yang menggunakan sepeda motor bertangki besar, selain membuat antrean sepeda motor semakin panjang.

“Parah mas, di SPBU Kebun Sayur banyak pengetapnya,” ujar Hendriawan kepada Balikpapan Pos, Minggu (23/2) kemarin.

“Harusnya para pembeli BBM terutama yang menggunakan sepeda motor dibatasi jumlahn pembelian BBMnya, misalnya dalam sehari hanya diperbolehkan beli 15 liter,” usulnya.

Apa yang dirasakan Hendri, sama juga yang dirasakan dengan Herman warga Gunung Malang, dirinya mengaku sempat dibuat jengkel ketika antre di SPBU Gunung Malang, di lokasi tersebut juga banyak pengetap, sementara dirinya harus buru-buru pergi kerja, disaat bersamaan harus antre BBM di SPBU.

“Kita maunya cepat, eh di depan banyak motor pengetap juga ikut antre di SPBU,” akunya.

Sementara itu, Gunawan warga Batu Ampar mengaku, keberadaan pengetap yang menggunakan sepeda motor besar di SPBU merupakan salah satu penyebab dirinya jarang membeli BBM di SPBU. Sebab, ia menerangkan tak ingin terlalu lama harus mengantre di belakang para pengetap yang terkadang telah menunggu saat SPBU baru dibuka.

“Ya meskipun saya membeli minyak eceran yang tentunya dari pengetap dan harganya lebih mahal. Tapi mau bagaimana lagi, karena itu lebih baik dari pada mengantre lama,” kata Gunawan. Ia menyebut, kondisi ini hampir terjadi pada semua SPBU di Balikpapan. Pemerintah Kota maupun kepolisian pun menurutnya, tak pernah serius mengatasi persoalan ini, sehingga para pengetap benar-benar berkuasa di SPBU.

“Kalau pun dijaga paling hanya sehari atau dua hari. Setelah itu dibiarkan lagi,” ucapnya. Keluhan serupa juga turut disampaikan warga lainnya, Risna. Wanita yang tinggal di Jalan Ahmad Yani itu merasa selama ini pengetap sudah cukup berkuasa di beberapa SPBU.

“Bahkan tak jarang pengetap ini sudah ngisi terus kembali lagi. Makanya antrean di SPBU itu enggak pernah habis-habis,” ujarnya. Karena itu, ia pun meminta peran pihak-pihak terkait untuk melakukan penertiban kepada para pengetap. Sehingga masyarakat bisa kembali melakukan pengisian di SPBU tanpa harus mengantre panjang. “Harus ada ketegasan, karena apabila terus dibiarkan maka akan begini terus,” tuturnya.

Menanggapi persoalan pengetap ini, salah satu Pengawas SPBU di Balikpapan yang namanya enggan dikorankan, mengaku pihaknya, tak bisa berbuat banyak mengenai hal tersebut. Pasalnya, sebagai penyedia dan pendistribusi BBM pihaknya harus melayani konsumen meskipun itu pengetap.

“Tapi beda halnya kalau itu solar yang bersubsidi, tak boleh sembarangan juga karena itu untuk orang tidak mampu. Kalau premium dan pertalite inikan tak bersubsidi, jadi ketika ada yang beli kami layani,” tuturnya.

Ditanya perbandingan antara pengetap dan pembeli masyarakat pada umumnya, ia pun mengungkapkan sebesar 70 persen didominasi pengetap sementara sisanya masyarakat pada umumnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X