BWS Diminta Segera Normalisasi Sungai di Daerah Rawan Banjir

- Minggu, 8 Maret 2020 | 11:23 WIB
PENANGANAN: Pemkab PPU berharap BWS segera turun tangan untuk membantu normalsiasi sungai di wilayah rawan banjir.
PENANGANAN: Pemkab PPU berharap BWS segera turun tangan untuk membantu normalsiasi sungai di wilayah rawan banjir.

PENAJAM - Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Penajam Paser Utara (PPU) Tohar berharap, kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III segera merspon surat permohonan pemerintah daerah untuk menormalisasi sungai. Dalam surat permohonan normalisasi dicantumkan data-data sungai yang ada di empat kecamatan.

Namun, yang menjadi perhatian adalah di wilayah rawan banjir yakni Desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko di Kecamatan Penajam. Sementara di Kecamatan Sepaku yang rawan banjir di Desa Sukaraja.

Tapi, untuk sementara ini di Desa Sukaraja belum terjadi banjir. Seperti Desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko. “Kapan BWS melakukan normalisasi, kami belum tahu. Yang jelas data sungai yang ada di empat kecamatan sduah kita sampaikan. Kita berharap, secepatnya BWS membantu menormalsiasi aliran sungai. Karena kita tidak mau memiliki wilayah yang bolak-balik kena bencana banjir,” kata Tohar pada media ini.

Untuk Sungai Riko yang sering meluap menyebabkan banjir di desa Bukit Subur dan Keluarahan Riko, kata Tohar, telah disurvei oleh pihak BWS. “Pihak BWS sudah survei Sungai Riko. Mudah-mudahan cepat ditangani aliran sungai yang mengalami pendangkalan,” tuturnya.

Selain itu, pihak BWS juga telah survei aliran kanal buatan yang ada di wilayah Giripurwa. Pemkab PPU meminta bantuan BWS untuk menormalisasi aliran kanal buatan di Giripurwa. Karena, daerah gambut tersebut sering terjadi kebakaran lahan. Sementara persediaan air minim ketika musim kemarau. Karena, itu aliran kanal buatan dibersihkan dan membuat embun atau penampungan air.

“BWS sudah melakukan peninjauan lapangan untuk rencana normalsiasi kanal dan pembuatan embun di Giripurwa. Mudah-mudahan eksekusinya nanti sesuai dengan kebutuhan lapangan. Karena puncak kemarau sering terjadi kebakaran lahan gambut di Giripurwa. Sementara sumber air di area tersebut sangat minim,” tandasnya. (kad/rus)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X