Di Balikpapan, DBD Sudah Renggut 4 Korban Jiwa

- Jumat, 13 Maret 2020 | 01:29 WIB
SALING PEDULI: Dari 4 jiwa yang meninggal karena DBD, satu diantaranya dari Kelurahan Manggar.
SALING PEDULI: Dari 4 jiwa yang meninggal karena DBD, satu diantaranya dari Kelurahan Manggar.

BALIKPAPAN Angka kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) pada tahun ini sudah mencapai 4 jiwa dengan 396 kasus. Keempat yang meninggal itu masih di bawah umur, tepatnya tak lebih dari 14 tahun.

Adapun yang meninggal karena DBD, yakni dari Kelurahan Prapatan, Karang Joang, Sumber Rejo, dan Kelurahan Manggar. Kondisi ini pun menjadi pekerjaan rumah (PR) baik pihak puskesmas maupun lintas sektoral lainnya.

“Kami ada upaya bagaimana mengurangi tingginya kasus DBD. Kami bekerja sama dengan pimpinan puskemas, ini bagaimana nantinya,” kata Camat Balikpapan Timur, Priyono saat diwawancarai Balikpapan Pos.

Pembahasan intens dilakukannya bersama pihak puskesmas, khususnya di Kelurahan Manggar. Karena dari 4 orang yang meninggal di Balikpapan, salah satunya dari wilayah yang memiliki 70 RT dan sekira 34 ribu jiwa itu.

“Karena kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik, Red.) itu di bawah naungan puskesmas. Dan seperti yang disampaikan Kepala DKK, juga harus memperhatikan penampungan air, dan khususnya air hujan,” beber Priyono.

Baik pihak kesehatan maupun lintas sektoral lainnya harus lebih aktif lagi dan menekankan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Baik dengan menguras, menutup, dan menimbun (3M), membersihkan rumah, lingkungan, maupun inovasi kelambu air. Belum efektifnya lagi, karena ada faktor lain. Yakni selain demografi, juga masyarakat masih ada yang melakukan penampungan air hujan.

“Kalau dilihat dari sisi grafisnya, memang Kelurahan Manggar wilayahnya luas, dan daerah pergunungan masih banyak. Itu dari lingkungan kebersihan dengan 3M ini belum berjalan secara maksimal,” jelas Ketua LPM Manggar, Gasali saat dikonfirmasi.

Tingginya kasus DBD, bukan hanya tanggung jawab Pemerintah Kota Balikpapan, warga juga diminta untuk berperan aktif bersama-sama menangani DBD di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan dr Andi Sri Juliarty mengatakan, sejak awal tahun 2020 hingga Maret ini setidaknya sudah ada 4 orang warga Balikpapan meninggal akibat DBD.

“Keempat yang meninggalnya ini merupakan anak di bawah umur yang masih berusia di bawah 14 tahun. Kalau bicara jumlah kasus, masih lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, jadi kami belum menaikkan status saat ini yang masih waspada,” ujar Andi Sri Juliarty.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, jumlah kasus demam berdarah di Kota Balikpapan dari awal Januari hingga awal Maret 2020 tercatat sudah mencapai 396 kasus. Jumlah ini masih jauh lebih rendah dibandingkan jumlah kasus dalam periode waktu yang sama di tahun 2019, yang tercatat mencapai lebih 600 kasus.

Dirinya menambahkan, berdasarkan dengan aturan yang sudah ditetapkan, status waspada terhadap DBD baru bisa ditingkatkan setelah ada kenaikan jumlah kasus hingga 100 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Meski demikian, Pemkot Balikpapan saat ini sudah mengeluarkan atensi kepada warga agar tetap waspada terhadap penyebaran kasus DBD di Balikpapan.

“Sudah ada edaran Wali Kota Balikpapan sejak Februari lalu yang meminta agar warga Balikpapan dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit DBD,” tutup Dokter Deo –sapaan akrab Andi Sri Juliarty. (wal/cal)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB
X