Para Santri Itu Cuma ODP, Tolong..Jangan Dibully

- Sabtu, 4 April 2020 | 12:55 WIB
MEDIASI: Pihak Ponpes Asy-Syarif di Kampung Timur ngeluruk ke kantor Kelurahan Gunung Samarinda Baru lantaran para santrinya mengeluh akibat tekanan sosial dari warga sekitar.
MEDIASI: Pihak Ponpes Asy-Syarif di Kampung Timur ngeluruk ke kantor Kelurahan Gunung Samarinda Baru lantaran para santrinya mengeluh akibat tekanan sosial dari warga sekitar.

BALIKPAPAN - Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Azhar Asy-Syarif di Kampung Timur mendatangi kantor Kelurahan Gunung Samarinda Baru (GSB) pada Jumat (3/4) sekira pukul 10.00 Wita. Mereka meminta pihak kelurahan untuk melakukan sosialisasi kepada warga sekitar ponpes terkait pemahaman Orang Dalam Pemantauan (ODP). Sebab sejumlah santri di ponpes tersebut saat ini berstatus ODP dan menjalani isolasi diri.

Bagaimana tidak, pihak ponpes mengeluhkan tekanan sosial yang dialami para santri belakangan ini sejak adanya kabar bahwa mereka kontak erat dengan pimpinan ponpes yang dinyatakan positif corona oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan. Para santri sering di-bully oleh masyarakat sekitar, sehingga menjatuhkan mental para santri. Padahal hasil rapid test yang dilakukan kepada seluruh santri termasuk pengurus ponpes diketahui negatif Covid-19.

"Hasil yang sudah dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan bahwa semua yang ada di pondok dinyatakan negatif Covid-19. Harapannya itu buat warga di sekitar ponpes untuk tidak ada tekanan sosial. Karena saat ini terjadi tekanan sosial yang ada di keluarga ponpes," kata Deni, perwakilan Ponpes Asy-Syarif saat mediasi bersama pihak Kelurahan GSB, LPM, dan RT 1.

Sanksi sosial yang dialami para santri cukup menyayat hati. Dimana para santri benar-benar tak boleh keluar area ponpes dan diteriaki oleh warga, serta dijauhi. Bahkan santri yang hendak membeli sesuatu di warung, diusir. Tentu hal ini membuat sedih para santri dan pengurus ponpes.

"Sedih.  Bagaimana tidak, para santri ketika beli minum atau keluar buang sampah, mereka dikata-katain corona. Itu kan bisa merusak mental mereka yang masih muda. Saking ingin buang sampah, akhirnya santri rela tengah malam melakukannyag. Dengan adanya klarifikasi ini insyaallah tidak ada lagi tekanan sosial kedepannya," terang Deni.

Sementara itu Lurah GSB, Slamet Riyadi mengatakan, saat ini pihaknya harus melakukan sosialisasi kepada warga sekitar terkait pemahaman dan pengertian ODP. Sehingga tidak ada lagi tekanan sosial dari warga sekitar kepada santri.

"Nah sekarang tugas kami ini memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa ODP itu seperti apa, jangan sampai ada tekanan sosial, sanksi sosial seolah mereka itu tidak boleh kemana-mana. Kalau tidak boleh kemana-mana ya harus difasilitasi oleh warga sekitar, membantu memberikan kalau ada perlu apa-apa itu ada fasilitatornya. Supaya ada kerjasama yang baik antara pondok pesantren dengan warga RT 1, sehingga sinergitas bisa berjalan seperti sekarang ini," jelasnya.

Slamet meminta warga tidak perlu panik dan memahami situasi ini, dimana sejatinya sejumlah santri yang berasal dari Gowa juga sedang menjalani masa inkubasi diri di ponpes.

"Masalahnya sekarang mereka sebagian adalah ODP, sehingga sebagian mereka masih mengisolasi diri di pondok. Khusus 17 orang kemarin yang di Gowa sudah ditempatkan di kamar khusus tertentu dan tinggal menunggu masa inkubasinya," pungkasnya. (yad/cal)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB
X