PENAJAM - Petani di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mulai memasuki musim tanam gadu. Dinas Pertanian (Distan) diharapkan memberikan perhatian dan pendampingan lebih intens kepada petani. Karena, musim tanam gadu ini dihadapkan dengan musim kemarau.
Di tengah pandemi covid-19, ketersediaan pangan semestinya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. “Petani sebagai garda terdepan dalam pemenuhan pangan. Karena itu, Dinas Pertanian harus memberikan perhatian khusus kepada petani. Musim tanam ini akan menghadapi kemarau,” kata Wakil Ketua Komisi II DPRD PPU Sujiati.
Sujiati menyatakan, pada musim panen bulan lalu, gabah petani lebih banyak dijual kepada pengepul dari luar daerah. Karena itu, hasil panen padi di PPU diprediksi 70 persen dipasok ke luar daerah. “Panen kemarin ada sekira 70 persen lari keluar daerah. Kita harus antisipasi potensi kekurangan pasokan pangan ini,” terangnya.
Sujiati juga meminta Dinas Pertanian untuk memastikan ketersediaan pasokan pupuk dan pestisida. Kekurangan pupuk yang terjadi musim tanam sebelumnya diharapkan tidak terulang di musim tanam kali ini.
“Pemerintah harus menjami ketersediaan pupik. Jangan sampai terjadi seperti musim tanam kemarin, petani ingin memupuk padi, tapi pupuk tidak tersedia,” terangnya.
Anggota DPRD PPU dari Dapil Waru-Babulu ini menekankan, Kecamatan Babulu merupakan lumbung padi terbesar di PPU. Saat ini telah mulai tanam musim gadu. Selain, ketersediaan benih, pupuk dan pestisida. Ketersediaan pengairan pun menjadi permasalahan utama. Pemerintah pusat diharapkan segera merealisasikan rencana pembangunan Bendungan Lambakan di Kabupaten Paser. Karena, bendungan tersebut akan memasok untuk pengairan di wilayah Babulu, PPU dan Long Kali di Paser. (kad/ono)