Kurangi Ketergantungan Beras, Upayakan Penganekaragaman Pangan

- Sabtu, 18 April 2020 | 01:04 WIB
SUMBER KARBOHIDRAT: Selama ini beras menjadi makanan pokok masyarakat. Namun, lahan pertanian semakin hari semakin sempit, sehingga diperlukan penganekaragaman pangan guna mengurangi ketergantungan beras.
SUMBER KARBOHIDRAT: Selama ini beras menjadi makanan pokok masyarakat. Namun, lahan pertanian semakin hari semakin sempit, sehingga diperlukan penganekaragaman pangan guna mengurangi ketergantungan beras.

BALIKPAPAN - Beras merupakan makanan pokok rakyat Indonesia. Penyeragaman konsumsi beras ini membuat makanan pokok lokal lainnya menjadi terabaikan. Tidak terkecuali di Balikpapan.

Masyarakat sangat bergantung pada beras. Bahkan, kerawanan pangan diukur dari ketersediaan beras. Ketergantungan pada komoditas pertanian ini tidak terpisahkan dari kebiasaan, budaya, dan kondisi alam tiap daerah.

Namun, ketersediaan beras lokal menghadapi tantangan. Utamanya lahan pertanian yang semakin hari semakin sempit. Lahan pertanian kini banyak digunakan untuk membangun perumahan atau perkantoran.

“Seperti kita ketahui bersama, tidak hanya di Balikpapan, pada umumnya untuk lahan sawah memang selalu berkurang. Petani sawah juga sudah berumur tua,” kata Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DPPP) Kota Balikpapan, Heria Prisni.

Selain itu, dia melanjutkan, saat ini petani didominasi usia tua. Warga yang mau menjadi petani sawah mayoritas berusia sekira 45-55 tahun. Sementara petani muda atau milenial, mereka kebanyakan lari ke perkebunan, seperti buah-buahan.

“Untuk ketahanan pangan, mari kita mencoba mengurangi ketergantungan akan beras. Walaupun orang Indonesia enggak makan nasi tidak mungkin, tapi kita bisa mengurangi dengan penganekaragaman pangan,” ajaknya.

Misalnya, jika sehari tiga kali makan, maka bisa makan nasi satu kali. Dia mencontohkan untuk sarapan, masyarakat bisa makan umbi-umbian, seperti singkong atau jagung yang diolah menjadi berbagai macam masakan.

“Lumayan jika kita bisa mengurangi. Ini karena dulu satu orang itu ‘kan menghabiskan sekitar 113 kilogram beras per tahunnya. Nah, setelah ada penganekaragaman pangan, berdasarkan catatan kami turun menjadi sekitar 87 kilogram. Ini berdasarkan data statistik, lumayan ya dari 113 kilogram ke 87 kilogram,” pungkasnya.

Ada penurunan konsumsi beras sebanyak 26 kilogram per orang per tahunnya. Bisa dibayangkan jika dikalikan jumlah penduduk sekitar 700 ribu jiwa, berapa banyak pengurangan konsumsi akan beras. (dia/pri)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X