PROKAL.CO,
BALIKPAPAN - Beras merupakan makanan pokok rakyat Indonesia. Penyeragaman konsumsi beras ini membuat makanan pokok lokal lainnya menjadi terabaikan. Tidak terkecuali di Balikpapan.
Masyarakat sangat bergantung pada beras. Bahkan, kerawanan pangan diukur dari ketersediaan beras. Ketergantungan pada komoditas pertanian ini tidak terpisahkan dari kebiasaan, budaya, dan kondisi alam tiap daerah.
Namun, ketersediaan beras lokal menghadapi tantangan. Utamanya lahan pertanian yang semakin hari semakin sempit. Lahan pertanian kini banyak digunakan untuk membangun perumahan atau perkantoran.
“Seperti kita ketahui bersama, tidak hanya di Balikpapan, pada umumnya untuk lahan sawah memang selalu berkurang. Petani sawah juga sudah berumur tua,” kata Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DPPP) Kota Balikpapan, Heria Prisni.
Selain itu, dia melanjutkan, saat ini petani didominasi usia tua. Warga yang mau menjadi petani sawah mayoritas berusia sekira 45-55 tahun. Sementara petani muda atau milenial, mereka kebanyakan lari ke perkebunan, seperti buah-buahan.
“Untuk ketahanan pangan, mari kita mencoba mengurangi ketergantungan akan beras. Walaupun orang Indonesia enggak makan nasi tidak mungkin, tapi kita bisa mengurangi dengan penganekaragaman pangan,” ajaknya.