ABK China dan Hongkong Tidak Turun ke Darat Selama 4 Bulan

- Minggu, 26 April 2020 | 14:20 WIB
LABUH JANGKAR: Salah satu kapal dari China yang masuk ke Pelabuhan Pondong Paser untuk memuat batu bara.
LABUH JANGKAR: Salah satu kapal dari China yang masuk ke Pelabuhan Pondong Paser untuk memuat batu bara.

TANA PASER - Dalam upaya mencegah penyebaran virus corona (covid-19)  pemerintah melakukan pengetatan pintu-pintu masuk warga seperti bandara dan pelabuhan.  Untuk pelabuhan, ternyata pengetatan pintu  masuk hanya untuk kapal penumpang, sedangkan kapal asing masih bisa masuk. Hal ini berlaku di  Pelabuhan Pondong,   Paser.

Koordinator Kantor Kesehatan Pelabuhan Pondong Harzan Khair saat ditemui media ini berdalih berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 25 Tahun 2020. Bahwa kapal yang tidak boleh masuk adalah membawa penumpang yang dimulai tanggal 24 April sampai 8 Juni.

Kalau untuk komoditi, logistik tidak ada pembatasan. Ini berlaku juga untuk kapal asing yang membawa logistik, masih bisa masuk. Yang dibatasi hanya komersial.Kapal transmisi lokal tetap dicek, kebetulan hari ini banyak dari kapal Samarinda. Semua kita cek," kata Harzan, Jumat (24/4) kemarin.

Pengecekan kapal dari lokal itu dilakukan di Pelabuhan Pondong,  setelah itu berlabuh ke Pelabuhan Kuaro yang memuat batu bara dari Samarinda.  Harzan mengakui banyak kapal dari China yang datang untuk muat batu bara.

“Kemarin kapal dari Hongkong ABK sebanyak 20 orang dan kapal China dengan ABK sebanyak 25 orang. Tapi mereka tidak turun dan berlabuh di Teluk Adang. Prosesnya masuk di zona karantina dulu untuk dilakukan pemeriksaan. Setelah itu masuk di loding poin.  Kapal dari luar negri justru mereka khawatir dengan orang yang di darat seperti kami, karena mereka mengantisipasi penyebaran wabah virus,” jelasnya.

Ditambahkan Harzan, para ABK  dari China dan Hongkong menjaga diri mereka dengan mengisolasi diri di kapal. Ada yang lamanya 4 bulan tidak turun. Dan mereka tidak mengizinkan orang dari darat ke kapalnya.

Dia bercerita bahwa orang asing itu selama berkeliling mengantar muatannya tidak pernah turun kapal,
 sehingga selama berkeliling mereka tidak turun, dan mereka sudah siap logistik di kapalnya.

"Tetapi kami tetap cek mereka walaupun mereka bercerita tidak pernah turun ke darat," ungkapnya. Sedangkan tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di pelabuhan setiap hari dilakukan pemeriksaan suhu tubuhnya untuk mendeteksi gejala virus corona.

“Ini untuk memastikan mereka sehat agar Kalau sehat, kami keluarkan surat izin KKP yang ditandatangani oleh kordinator KKP dan dokter. Pemeriksaan kepada TKBM berlaku sejak pada tanggal 27 Maret, karena khawatir penyebaran transmisi lokal. Kemudian pada waktu turun mereka laporkan apakah mereka sakit atau sehat. Kalau mereka sakit kita kasih HAC (hard allert CART) kartu kewaspadaan dini untuk dibawa ke puskesmas. Itu sarana kita dengan puskesmas sebagai tanda dia punya riwayat kesehatan.  Saat ini kami di sini tidak masuk dalam tim gugus namun bukan halangan kami untuk mengawasi pintu masuk negara melalui laut," tutupnya. (bp-1/ono)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X