PENAJAM - Banjir melanda kembali di wilayah calon ibu kota negara (IKN), Penajam Paser Utara (PPU). Setelah ratusan KK terkena banjir di wilayah Kecamatan Sepaku, kali ini banjir menerjang dua kelurahan di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Sebelumnya hujan deras terjadi Senin (28/4) hingga Selasa (29/4) dini hari yang menyebabkan ratusan kepala keluarga (KK) di dua kelurahan terkena banjir. Yakni Kelurahan Lawe-Lawe dan Kelurahan Nenang.
Banjir disebabkan meluapnya air Sungai Lawe-Lawe dan Sungai Nenang. Ketinggian banjir rata-rata 80 sampai 90 Cm. Warga yang terkena banjir di Kelurahan Nenang yakni di RT 4 sebanyak 48 KK, RT 5 sebanyak 5 KK. Sementara di Lawe-Lawe , yani di RT 1 sebanyak 23 KK dan RT 5 sebanyak 39 KK.
Warga berada di dekat aliran Sungai Lawe-Lawe mulai waspada pada pukul 02.00 Wita. Karena, saat itu air mulai naik. “Jam 3 dini hari, air sudah masuk dalam rumah. Kami langsung mengamankan barang-barang yang ada dalam rumah agar tidak basah,” kata salah satu warga RT 5 Kelurahan Lawe-Lawe, Arpansyah pada media ini, Selasa (28/4).
Banjir kali ini, kata Arpansyah, lebih parah dibandingkan banjir yang terjadi 2017 lalu. “Banjir ini lebih tinggi dari beberapa tahun lalu,” terangnya.
Warga terkena banjir di bantaran Sungai Lawe-Lawe mengamankan barang-barang mereka di atas truk. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi banjir semakin tinggi. Apalagi aliran banjir cukup deras. “Banjir ini diperparah karena bersamaan naiknya air pasang laut. Kalau air pasang laut turun, banjir ini juga akan mulai surut,” terang Arpansyah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Polres dan Kodim mengevakuasi warga di Nenang dan Lawe-Lawe menggunakan perahu karet. Warga terpaksa dievakuasi karena air telah masuk ke dalam rumah.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD PPU Nurlaila mengatakan, air berangsur surut, Selasa (28/4) sore. “Saat ini banjir mulai surut. Karena air laut juga surut. Selain hujan deras, banjir diperparah adanya air pasang laut dan limpahan air dari Majapahit dan Gunung Ulin serta penyempitan sungai antara RT 4 dan RT 5 Kelurahan Nenang. Kemudian Kelurahan Lawe-Lawe karena limpahan air dari wilayah atas perusahaan juga terjadi penyempitan saluran pembuangan di sekitar perumahan RT 1 dan RT 5,” terangnya. (kad/ono)