PENAJAM - Di tengah keprihatinan pandemi wabah corona, diwarnai kejadian memilukan. Seorang kakek warga Muan RT 6, Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), nekat gantung diri di gubuk. Kakek bernama Sirajuddin (65) ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, lehernya terjerat seutas tali, Minggu (3/5) malam lalu. Kejadian ini sontak menggegerkan warga sekitar. Warga melihat kakek gantung diri langsung melapor ke pihak kepolisian.
Kapolres PPU Muhammad Dharma Nugraha melalui Kasat Reskrim Polres PPU Iptu Dian Kusnawan mengatakan, kakek Sirajuddin pertama kali ditemukan dalam kaedaan tidak bernyawa oleh warga bernama Toyon. Selepas buka puasa, Toyon berniat menguras air di perahunya. Letak perahunya melewati gubuk atau pondok yang ditempati korban.
“Pak Toyon memanggil-manggil Kakek Sirajuddin, tetapi korban tidak menyahut. Kemudian Toyon membuka pintu pondok yang terbuat dari kain dan melihat ke dalam menggunakan penerangan senter. Saat itu dilihat korban dalam posisi tergantung di dalam pondok. Kemudian warga tersebut pulang untuk memberitahukan kejadian ke warga yang lain,” kata Dian Kusnawan pada media ini.
Warga Muan, kelurahan Buluminung belum banyak yang mengenali korban. Pasalnya, kakek berusia 65 tahun ini baru tinggal selama empat bulan di Muan dan menumpang di gubuk milik warga. “Informasinya, korban pendatang dari Sangatta, Kutai Timur,” terangnya.
Di lokasi kakek sebatang kara gantung diri tersebut tidak ditemukan tanda-tanda mencurigakan. Polisi hanya menemukan barang-barang milik korban yakni satu unit handphone, KTP korban, satu tas warna cokelat dan uang tunai Rp 500 ribu. Berdasarkan hasil visum rumah sakit, Dian Kusnawan menekankan, korban murni tewas gantung diri. Karena di tubuhnya tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. “Hasil visumnya tidak ada tanda-tanda kekerasan,” terangnya.
Dian Kusnawan menyatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab kakek 65 tahun tersebut sehingga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. (kad/ono)