Kades Tutup Pasar Desa, Camatnya Minta Dibuka Kembali

- Jumat, 8 Mei 2020 | 11:03 WIB
CARI SOLUSI: Pertemuan para kepala desa yang tergabung dalam DPC Asosiasi Perangkat Desa Deluruh Indonesia (Apdesi) Paser dengan pihak kecamatan membahas penutupan pasar desa.
CARI SOLUSI: Pertemuan para kepala desa yang tergabung dalam DPC Asosiasi Perangkat Desa Deluruh Indonesia (Apdesi) Paser dengan pihak kecamatan membahas penutupan pasar desa.

TANA PASER - Tindakan menutup pasar  juga dilakukan oleh kepala desa (kades). Yakni Kepala Desa (Kades) Kerang Kecamatan Batu Engau dan Kades di wilayah Kabupaten Paser. Juga Kepala Desa Muara Adang Kecamatan Long Ikis yang menutup pasar desa dengan alasan pencegahan virus corona (covid-19). Tak ayal, para pedagang mengadu ke pihak kecaamatan. Karena itulah Camat Batu Engau dan Camat Long Ikis  memanggil kepala desa dan meminta agar pasar desa dibuka kembali untuk menggerakkan perekonomian desa.

Hal ini terungkap dalam rapat antara pihak kecamatan dengan DPC Asosiasi Perangkat Desa Deluruh Indonesia (Apdesi) Paser yang diketuai Nasri, Rabu(6/5). Dalam penjelasannya, Nasri mengaku  kades tidak menutup pasar desa, melainkan hanya mengistirahatkan pasar keliling sesuai rapat dengan masyarakat dan tokoh masyarakat.

Karena itulah, Nasri meminta kepada para pedagang jangan berprasangka buruk kepada kepala desa karena desa sudah sesuai dengan mekanismenya. “Tentunya keputusan di salah satu desa berdasarkan musyawarah dan mufakat. Permintaan dari masyarakat sehingga mereka menutup pasar desa untuk sementara saja dalam upaya mencegah penyebaran virus corona," katanya.

Nasri kembali menjelaskan bahwa terkait pasar desa itu semua ada pada putusan kepala desa masing-masing,  jadi tidak bisa diintervensi pihak lain. Dia mengakui dirinya yang  juga sebagai kepala desa,  walaupun tidak menutup pasar atau mengistirahatkan, para pedagang harus mengikuti SOP yang ada di desa untuk mencegah wabah corona.

“Tentunya SOP yang diterapkan berdasarkan standarisasi WHO dan berupa imbauan pemerintah yang menjadi dasar kita agar pasar tetap berjalan. Diantaranya kami terapkan pengecekan suhu sebelum masuk pasar, wajib cuci tangan serta wajib menggunakan masker. Seperti contoh pasar di Desa Olong Pinang bisa berjalan dengan baik karena pedagang menjalankan komitmen dan aturan yang ada. Hanya itu yang kita harapkan kepada seluruh desa dan pedagang agar tetap waspada wabah corona, dan jangan panik karena wabah ini harus kita perangi bersama-sama," pintanya.

Di hadapan para pejabat keccamatan, beberapa kepala desa juga menjelaskan diantaranya Kepala Desa Muara Adang Kurniansyah. Dia mengatakan, alasan pasar  ditutup oleh pengurus desa karena bertetangga dengan Penajam.  

“Para pedagang banyak juga datang dari Penajam.Yang kita tahu saat ini, Penajam juga ada pasien yang terkonfirmasi positif. Dan masyarakat kami yang ada di desa mereka lebih suka berkumpul kalau ada pasar dan kami tidak bisa kendalikan berkumpulnya masyarakat.  Jadi dengan alasan itu, kami terpaksa menutup pasar,” tegas Adang Kurniansyah. Ditambahkan lagi, penutupan pasar juga berdasarkan rapat dengan tokoh agama, dan tokoh desa dengan memikirkan dampaknya kepada masyarakat.

"Jadi keputusan kami ambil adalah untuk melindungi warga kami. Juga melindungi masa depan ekonomi warga desa kami. Karena kalau warga kami ada yang terpapar corona berakibat fatal lagi. Warga membeli barang kebutuhan dengan pemesan melalui telepon kepada pedagang yang sudah dikenal," jelas Adang Kurniansyah.

Kemudian Kepala Desa Bai Jaya juga melakukan hal yang sama dengan desa lain, karena kepala desa dan tokoh-tokoh desa meminta agar pasar desa diistirahatkan untuk sementara demi mencegah corona.

“Jadi tidak semua pasar desa ditutup. Salah satunya Desa Olong Pinang yang kepala desanya juga Ketua DPC Apdesi saat ini (Nasri). Karena pedagang dan warga melakukan SOP pencegahan corona,” ujarnya. Kepala Desa Sardani dan Kepala Desa Semuntai juga menjelaskan alasan yang sama menutup pasar desa "Ini adalah demi keselamatan kita semua. Selain harus ada data pedagang dan mereka siap untuk diperiksa karena kami di desa perlu curiga corona,"ujar Sardani

Pada kesempatan itu, Camat Batu Engau Paulus Margita mengatakan, tanggal 16 April 2020 Tim Pengendali Inflasi Daerah (PID) mengatakan bahwa ekonomi harus tetap berjalan. Karena itulah, dia menghimbau agar pasar di desa bisa dibuka kembali, namun kebijakan ini tetap harus ada izin dari desa yaitu kepala desa.

“Untuk Batu Engau,  pasar berada di pinggir jalan, kalau dibuka harus diterapkan SOP pencegahan covid-19. Ada maklumat kapolri mengenai pasar malam harus dilakukan penutupan sehingga itu menjadi penafsiran dan menjadi multitafsir karena beberapa daerah membolehkan. Namun pasar Batu Engau sampai hari ini masih ditutup dengan alasan karena mengantisipasi adanya penyebaran corona,” ujar camat.

Camat menegaskan lagi, seharusnya pasar desa tetap dibuka tentunya dengan SOP dan harus mengikuti imbauan pemerintah seperti menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak. “Karena kami juga sempat turun melihat langsung bahwa ada pasar di Desa Pedagang tidak menggunakan masker, dan terjadi kerumunan. Jadi kami juga sepakat alasan penutupan pasar. Tetapi di satu sisi pasar bisa dibuka dengan menjalankan SOP pencegahan corona,” pungkas camat Paulus Margita.(bp-1/ono)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 18:07 WIB

Drainase di Jalan Juanda Dikerjakan Bertahap

Selasa, 16 April 2024 | 18:00 WIB

Rp 11 M untuk Perbaikan Jalan Sungai Buntu

Selasa, 16 April 2024 | 17:15 WIB

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

Di Kutai Barat, Pertalite Lebih Mahal dari Pertamax

Selasa, 16 April 2024 | 16:30 WIB

BKPSDM Balikpapan Pantau Hari Pertama Kerja

Selasa, 16 April 2024 | 15:00 WIB

Tim Respons Brimob Padamkan Karhutla

Selasa, 16 April 2024 | 12:15 WIB

Tabrak Truk, Pengemudi Motor di Bontang Meninggal

Selasa, 16 April 2024 | 09:04 WIB
X