PENAJAM - Gelombang warga pendatang tak terbendung pasca sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) ditetapkan sebagai ibu kota negara (IKN) pengganti DKI Jakarta. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) PPU mencatat jumlah warga pendatang yang mengurus surat kependudukan sebanyak 700 orang. Jumlah ini terhitung Januari sampai 6 Mei 2020. Dari 700 warga pendatang yang masuk PPU tersebut terbanyak pada Januari-Februari, jumlahnya mencapai 405 jiwa.
“Dari Januari sampai Mei ini, pendatang cukup banyak, lebih 700 orang. Ini tidak terlepas dari isu IKN,” kata Kepala Disdukcapil PPU Suyanto pada media ini. Gelombang warga pendatang tidak hanya terjadi sebelum merebaknya covid-19. Setelah virus corona menjalar wilayah Kaltim, warga pendatang terus mengalir. Namun, jumlahnya tidak terlalu banyak seperti antara Januari dan Februari.
“Sampai saat ini masih ada warga pendatang yang pindah ke PPU. dalam setiap hari terkadang ada 9 orang,” terangnya. Warga pendatang ini berasal dari Sulawesi, Jawa dan daerah lainnya. Bahkan, ada warga Balikpapan yang pindah ke PPU. “Yang pindah ini rata-rata usia produktif. Umumnya, alasan pekerjaan dan ikut keluarga,” beber dia.
Warga pendatang atau pindah masuk PPU lebih banyak dibandingkn warga yang pindah keluar PPU. Suyanto membeberkan, warga PPU yang pindah ke luar daerah dalam rentang waktu Januari sampai Mei 2020 sebanyak 300 orang. “Warga yang pindah keluar lebih dari 300 orang. Jadi, lebih banyak yang masuk dan pindah keluar,” tandasnya. (kad/ono)