PENAJAM - Penyebaran virus corona atau Covid-19 mempengaruhi berbagai lini, termasuk pembangunan infrastruktur. Pemerintah pusat melakukan pemangkasan anggaran daerah maupun kementerian dan lembaga negara untuk dialokasikan ke penanganan pandemi Covid-19. Termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) anggarannya dipangkas dari Rp 120,217 triliun menjadi Rp 75,632 triliun.
Pemangkasan anggaran yang cukup besar tersebut berdampak terhadap program dan kegiatan. Penundaan paket-paket kontraktual yang belum lelang senilai Rp 7,8 triliun. Nah, dikhawatirkan proyek pembangunan Bendungan Sepaku masuk dalam daftar penundaan tersebut.
Kabag Pembangunan Setkab Penajam Paser Utara (PPU) Nicko Herlambang belum bisa memastikan apakah proyek pembangunan Bendungan Sepaku terdampak pemangkasan anggaran di Kementerian PUPR atau tidak. Karena sampai saat ini belum ada surat resmi pemberitahuan terkait hal tersebut.
“Kami belum bisa pastikan. Karena belum ada pemberitahuan secara resmi. Kalau dilihat di LPSE mereka (Kementerian PUPR, Red.) lelang proyek Bendungan Sepaku Semoi masih berjalan. Apakah lelang itu telah memasuki tahap kontrak, itu kami belum tahu,” kata Nicko pada media ini.
Proyek pembangunan Bendungan Sepaku untuk mengatasi banjir dan penyediaan air baku ibu kota negara (IKN) rencananya dimulai tahun ini. Namun, pandemi Covid-19 menghambat proses pembangunannya. Pembebasan lahan milik warga pun belum diproses. pembangunan fisik akan dimulai setelah lahan selesai dibebaskan.
“Kalau misalnya ditunda, mungkin bukan hanya karena anggarannya terpangkas. Bisa saja karena pembebasan lahan. Proyek itu akan teken kontrak dengan pihak ketiga kalau lahannya sudah dibebaskan,” terangnya.
Pembebasan lahan Bendungan Sepaku dalam jadwal yang ditentukan dimulai antara Maret dan April. Tapi proses pembebasan lahannya terkendala pandemi Covid-19. “Kondisi seperti ini, BPN tidak mungkin turun. Karena, tahapan pembebasan lahan agak sulit, harus mengumpulkan masyarakat (pemilik lahan, Red.). Sekali pertemuan bisa sampai 300 orang. Nah, tidak mungkin juga dilakukan secara bertahap. Itu akan menghabiskan waktu yang cukup lama. Kami berharap corona ini cepat selesai. Pembebasan lahan ini aktivitas lapangan. Mulai dari peninjauan, sosialisasi, pengukuran dan negosiasi harga, semuanya butuh ketemu banyak orang,” tandasnya.
Diketahui, pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran pembebasan lahan tahap pertama di tahun ini sebesar Rp 80 miliar. Anggaran pembangunannya bersumber dari APBN 2020. Nilai pagu paket dan harga perkiraan sendiri (HPS) proyek yang tertuang di laman resmi Layanan Pengadaan secara Elektronik (LPSE) sebesar Rp 676,726 miliar. Bendungan yang akan dibangun pada tahun ini tersebut memiliki kapasitas daya tampung air 11 juta meter kubik. Sementara volume air di Sungai Tengin Baru sebesar 2,4 meter kubik per detik atau 2.400 liter per detik. .
Data sementara, 378 hektare lahan milik warga yang masuk dalam area pembangunan bendungan terdapat 640 bidang tanah. Jumlah pemilik sebanyak 150 kepala keluarga (KK). Lahan warga terdampak pembangunan rata-rata perkebunan dan tujuh unit rumah warga.
Sumber air Bendungan Sepaku dari aliran Sungai Tengin Baru, Desa Tengin Baru. Area bendungan mencakup Desa Tengin Baru, Desa Sukomulyo, dan Desa Argomulyo. Karena titik pembangunannya berada di batas tiga desa ini. (kad/cal)