Korban PHK Terdampak Covid Tewas di Kamar Kos

- Senin, 20 Juli 2020 | 14:22 WIB
Korban dievakuasi.
Korban dievakuasi.

SAMARINDA - Hajatan penikahan warga di Jalan RE Martadinata, Gang Raudah V, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu, yang awalnya semarak mendadak menjadi tegang bahkan hening, Minggu (19/7) sekira pukul 13.15 Wita. Hal itu disebabkan kabar mengejutkan yang membuat tuan rumah beserta tamu undangan tersentak kaget.

Kabar itu yakni ditemukannya jasad Adi Achmad, salah seorang penghuni indekos di belakang tempat acara pernikahan. Adi meregang nyawa di atas kasur kamar kosnya. Alhasil, lantunan musik organ tunggal yang mengiringi hajatan pernikahan warga itupun sesaat dihentikan, menunggu polisi datang untuk mengevakuasi jasad pria berusia 32 tahun itu.

Seperti biasa tim relawan Inafis Polresta Samarinda yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, bergegas mengevakuasi jasad pendatang asal Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu untuk dibawa ke kamar jenazah RSUD AW Sjahranie.

"Dia tinggal di kos ini sejak 2017. Setahu saya dia kerja di Big Mal. Tapi karena kondisinya seperti saat ini (Covid-19), jadi dia dirumahkan (PHK) sejak April lalu," kata pemilik indekos, Supardi (65). Adi diketahui mengidap penyakit leukemia atau kanker darah sejak April lalu.

"Dia memang tidak pernah mengeluh. Hanya saja kami kasihan melihatnya, karena sejak di-PHK dia kesulitan untuk makan sehari-hari. Terkadang minta tolong ke saya atau tetangga kamar kos untuk makannya," ucap Supardi.

Sebelumnya Adi sempat menyampaikan rencananya untuk pulang ke kampung halamannya di Toraja. Karena selama tidak bekerja lagi, Adi selalu meminta kiriman keluarganya untuk membayar sewa kos. "Rencananya bulan ini (pulang kampung). Katanya sih ada kakaknya di sini (Samarinda, Red.), tapi saya tidak pernah tahu yang mana keluarganya," ujar Supardi. "Saya sudah bilang, kalau mau pulang silahkan. Pulang saja. Tidak usah pikirkan bayaran kos, yang penting dia bisa pulang. Saya tidak tega juga lihat kondisinya susah begitu," sambungnya.

Orang yang pertama kali menemukan jasad Adi yakni istri Supardi, yang mengetuk pintu kamar Adi dengan niat ingin memberi makanan.

"Namun beberapa kali diketuk, tidak ada jawaban. Lalu istri saya membuka pintu kamarnya dengan kunci duplikat. Setelah terbuka istri saya melihat dia (Adi, Red.) sudah meninggal dunia. Dari mulut dan hidungnya keluar buih," tutur Supardi.

"Jadi sama pak RT, saya disuruh lapor ke polisi. Saya juga tidak berani mendekat," tandasnya. Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Samarinda Ulu, AKP Ricky Sibarani melalui Kanit Reskrim Ipda M Ridwan mengatakan, jasad Adi sudah berada di kamar jenazah RSUD AW Sjahranie untuk dilakukan visum.

"Memastikan penyebab buih di mulut korban, apakah karena sakit yang dialaminya atau obat-obatan pereda sakit yang ditemukan di kamar kosnya," ungkap Ridwan. Pemeriksaan awal polisi tak menemukan adanya indikasi tindak kekerasan pada jasad Adi.

"Yang kami amankan ponsel, beberapa botol obat-obatan yang diduga kerap dia konsumsi. Dan untuk hasil lebih pastinya kami menunggu hasil visum," pungkas Ridwan.(oke/kpg/cal)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X