Sudah Bebaskan 70 Ha Lahan, Russian Railway Mundur dari Proyek, Mau Dijadikan Apa Lahannya?

- Rabu, 22 Juli 2020 | 10:14 WIB
TERNYATA MUNDUR: Presiden Russian Railways OV Belozyorov saat bertemu Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Rabu (5/10/2016) silam. Kenyataannya batal membangun kereta api di Kaltim.
TERNYATA MUNDUR: Presiden Russian Railways OV Belozyorov saat bertemu Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Rabu (5/10/2016) silam. Kenyataannya batal membangun kereta api di Kaltim.

PENAJAM - Selain mega proyek National Science and Techno Park (NSTP) tidak jelas hingga saat ini, ada lagi proyek prestisius yang tidak jelas kelanjutannya. Yakni proyek kebanggaan pemerintah pusat berupa pembangunan kereta api (KA) di Kalimantan Timur (Kaltim) yang juga dimulai dari Kawasan Industri Buluminung (KIB), Penajam Paser Utara (PPU).

Diperoleh informasi yang tidak mengenakkan, investor yang diharapkan membangun jalur kereta api di Kaltim, mengundurkan diri.  Adalah Russian Railways yang menyatakan mundur sebagai investor pembangunan kereta api di Kalimantan Timur (Kaltim). Belum lama ini, badan usaha milik negara Rusia itu mengirim surat ke pemerintah pusat yang menyatakan diri tidak melanjutkan kerja sama pembangunan kereta api sepanjang 203 kilometer (Km) yang melintasi Kabupaten Penajam Paser Utara, Paser, Kutai Barat (Kubar) dan Balikpapan.

Celakanya lagi, megaproyek Rp 53,3 triliun dikabarkan tidak lagi tercatat dalam proyek prioritas nasional di Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Kabag Pembangunan Setkab PPU Nicko Herlambang membenarkan kabar mundurnya perusahaan Rusia dari kerja sama pembangunan kereta api khusus batu bara di Kaltim. Surat pernyataan tersebut disampaikan langsung Russian Railways kepada  pemerintah pusat. Namun, surat tersebut belum ditembuskan ke Pemkab  PPU yang wilayahnya masuk dalam perencanaan pembangunan rel kereta api khusus tersebut.

“Baru-baru ini Russian Railways sudah bersurat bahwa tidak melanjutkan kerja sama pembangunan rel kereta api khusus. Kalau tidak salah suratnya disampaikan langsung ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,” kata Nicko pada media ini.

Nicko menyatakan, perusahaan milik pemerintah Rusia mengakhiri kerja sama pembangunan rel kereta api khusus karena belum adanya kepastian soal skema bisnis. Perencanaan awal dirancang untuk pembangunan kereta api khusus baru bara. Namun, beberapa tahun belakangan ini, bisnis tambang batu bara di Kaltim merosot. Sehingga PT Kereta Api Borneo selaku pengelola mengajukan perizinan ke pusat dari kereta api khusus menjadi kereta api umum.

Perusahaan milik pemerintah Rusia selaku investor menginginkan kereta api umum. Karena dari hitungan bisnis tidak menguntungkan apabila tetap bertahan skema kereta api khusus batu bara. Karena produksi tambang batu bara di Kaltim telah turun drastis. Sehingga mengajukan permohonan untuk diubah menjadi kereta api umum yang mengakut penumpang dan barang.

Termasuk batu bara, kelapa sawit dan lainnya. Namun, untuk menyatukan kereta api penumpang dan barang terbentur aturan. Untuk menuju arah tersebut pemerintah pusat terlebih dahulu harus mengubah aturan. “Untuk mengubah kereta api khusus menjadi kereta api umum butuh proses perizinan. Bahkan aturan harus direvisi juga,” terang Nicko.

Russian Railways telah membebaskan lahan sekira 70 hektare di Kawasan Industri Buluminung (KIB), Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam, PPU. Lahan tersebut untuk pembangunan stasiun kereta api dan pembangunan pelabuhan. Ketika Russian Railways mundur dari kerja sama pembangunan kereta api, Nicko menyatakan, lahan yang telah dibebaskan oleh perusahaan milik Rusia belum diketahui fungsi selanjutnya.

“Terakhir rapat melalui aplikasi zoom dengan pihak Russian Railways. Saya juga belum tahu detail rencana selanjutnya. Termasuk lahan yang mereka bebaskan di kawasan industri Buluminung,” tuturnya.

Nicko menyatakan, Pemkab PPU berharap rencana pembangunan kereta api tetap dilanjutkan. “Kami di daerah hanya menunggu langkah selanjutnya dari provinsi maupun pusat. Yang jelas, kami berharap kereta api tetap dilanjutkan. Apalagi dengan adanya pemindahan IKN ke Kaltim, saya rasa itu akan berkesinambungan dengan pembangunan IKN,” tandasnya. (kad/ono)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB
X