Mantan Gubernur Kaltim Bilang, Jembatan Tol Teluk Balikpapan Tak Disetop

- Sabtu, 1 Agustus 2020 | 12:19 WIB
KUNJUNGAN RESES: Anggota DPR RI Komisi VII Awang Faroek Ishak dan Rudy Mas’ud bersama Bupati PPU menjelaskan perkembangan rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Penajam-Balikpapan.
KUNJUNGAN RESES: Anggota DPR RI Komisi VII Awang Faroek Ishak dan Rudy Mas’ud bersama Bupati PPU menjelaskan perkembangan rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Penajam-Balikpapan.

PENAJAM - Anggota DPR RI Komisi VII H Awang Faroek Ishak menegaskan bahwa proyek pembangunan jembatan Tol Teluk Balikpapan tidak berhenti, hanya saja prosesnya yang masih tertunda. Perihal ini dikatakan mantan Gubernur Kalimantan Timur di sela  kunjungan kerja reses di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Senin (27/7) lalu.

Dalam kunjungan  tersebut, selain   Awang Faroek Ishak juga turut hadir anggota DPR RI Komisi VII lainnya, H Rudy Mas’ud  SE ME. Bupati PPU Abdul Gafur Mas’ud (AGM) turut mendampingi langsung dalam peninjauan sejumlah proyek besar di Kabupaten PPU,  termasuk jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Kabupaten PPU dengan Kota Balikpapan.

" Jembatan Tol Teluk Balikpapan itu tidak berhenti. Pabrik precast awalnya dibangun memang khusus untuk pembangunan jembatan Tol Teluk Balikpapan.  Jadi pembangunannya tidak berhenti, hanya saja  masih tertunda karena kondisi saat ini, " kata Awang Faroek .

Seperti sebelumnya kata Awang,  terkait pembiayaan pembangunan jembatan telah disepakati bahwa Provinsi Kaltim sebesar 20%, PPU 10% kemudian Balikpapan 5% sisanya adalah Waskita.  Namun lanjutnya, apabila APBD yang dimiliki tidak memungkinkan maka daerah dipersilakan bekerja sama dengan pihak ketiga atau pihak investor pastilah banyak yang tertarik.

Pembangunan jembatan juga telah melalui berbagai tahapan misalnya pada awalnya pembangunan jembatan tersebut dirancang dengan menggunakan 4 pylon namun itu dinilai terlalu tinggi biayanya. Kemudian melalui pembahasan lanjutan  akhirnya disepakati  menjadi 2 pylon. Tetapi ketinggian tersebut juga masih dipersoalkan oleh pihak Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).

"Penghalang kita saat ini hanya KSOP. Tetapi Keputusan Presiden sudah tidak bisa diubah dengan ketinggian 50 meter,  jadi tidak ada alasan lagi.  Kalau KSOP masih menghalangi harus kita laporkan ke yang lebih tinggi, " tegas Awang.

Ditambahkan dia bahwa dirinya juga telah melakukan perjalanan ke berbagai negara di dunia untuk mencari tahu jembatan tertinggi yang ada namun belum pernah menemukan jembatan yang tingginya melewati 50 meter.

“ Presiden sudah setuju, menteri juga setuju,  kok malah eselon II tidak setuju. Ini sangat lucu, "kata Awang Faroek. Sementara itu dalam kesempatan yang sama Rudy Mas’ud juga menegaskan bahwa pembangunan jembatan Tol Teluk Balikpapan ini memang harus terwujud, karena merupakan salah satu pembangunan strategis di Kalimantan Timur. Apalagi Kabupaten PPU telah ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara (IKN) Republik Indonesia yang baru, fasilitas penghubung terdekat tersebut sangat dibutuhkan terutama untuk menuju bandara di Balikpapan.

Pemda PPU menurut Rudy saat ini sudah harus bisa bertransformasi, harus bisa terbuka dan harus bisa menerima investor yang masuk. Artinya investor dari luar boleh tetapi perlu ditimbang-timbang bagaimana keuntungan nya buat masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten PPU.

" Dinosaurus itu punah bukan karena kurang besar tubuhnya, bukan karena kurang makanan. Tetapi dia tidak bisa bertransformasi sehingga punah. Begitu juga daerah harusnya bisa bertransformasi agar tidak tertinggal,  ini jangan sampai terjadi di Kabupaten PPU, " bebernya.

Terkait pembangunan jembatan tol Teluk Balikpapan ini Rudy Mas’ud mengatakan sangat mendukung. Dirinya juga berharap tidak ada lagi penghalang untuk terwujudnya pembangunan besar tersebut.

 Kakak kandung Bupati PPU ini juga meyakini bahwa jika jembatan terbangun sangat membantu perekonomian daerah khususnya bagi masyarakat PPU, Balikpapan dan tentunya Kalimantan Timur.

“ Makanya kita jangan terlalu kaku. Kalau mengandalkan APBD memang susah tidak akan selesai karena untuk kebutuhan daerah saja kurang apalagi di saat seperti ini. Makanya daerah harus bisa membuka investasi yang sebesar-besarnya sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik, “ tegasnya. (Humas6/ono)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Si Jago Merah Mengamuk Jelang Petang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 09:44 WIB

Tersisih di SMA Bisa Langsung Beralih ke SMK

Sabtu, 11 Mei 2024 | 08:49 WIB
X