BALIKPAPAN – Penggunaan asrama haji sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19 mendapat penolakan dari warga Balikpapan Timur (Baltim). Penegasan penolakan tersebut disampaikan dalam pertemuan bersama Camat Balikpapan Timur serta perwakilan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan di aula Kecamatan Balikpapan Timur, Senin (3/8).
“Kami orang-orang awam ada kekhawatiran. Selama ini Balikpapan Timur penderita Covid-nya sangat rendah, jangan sampai karena rujukan ini maka Balikpapan Timur menjadi lumbung Covid-19,” kata seorang warga, Nurhadi Saputra, usai pertemuan.
Nurhadi berharap, Pemerintah Kota dapat menempatkan hotel atau wisma menjadi rujukan untuk isolasi mandiri. “Saran buat pemerintah kota, kan masih banyak hotel-hotel atau wisma yang bisa dijadikan rujukan. Jadikanlah tempat-tempat itu dulu, jika sudah penuh, baru carikan tempat lain. Kami betul-betul menolak jika asrama haji dijadikan rujukan,” ujarnya.
Serupa juga disampaikan Ketua Kelompok Nelayan Balikpapan Timur, Syamsul Alam. Menurutnya, perekonomian masyarakat bakal terancam jika tetap dilakukan isolasi mandiri di asrama haji. “Karena ada beberapa potensi di Balikpapan Timur ini, petani, nelayan dan perikanan. Kalau ini terkena atau terjangkit satu saja, dari potensi yang ada, bakal berimbas pada Kota Balikpapan,” ungkapnya.
Camat Balikpapan Timur Priyono menerangkan telah menginformasikan kepada Wali Kota Rizal Effendy terkait pertemuan tersebut.
“Nanti pak Wali Kota Balikpapan menyediakan waktu untuk itu. Entah nanti sifatnya pertemuan rapat atau audiensi,” tandasnya. (Fredy Janu/Kpfm)