BALIKPAPAN - Suasana di Kantor DPD PKS Balikpapan di Jalan Ruhui Rahayu RT 110 Nomor 120, Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan mendadak ramai pada Jumat (28/8) sekira pukul 17.00 Wita. Dimana sejumlah perwakilan ormas Islam ngeluruk di kantor partai identik dengan warga hitam-putih itu untuk mempertanyakan perihal koalisi di Pilkada Balikpapan 2020.
Juru Bicara Ormas Islam, Syarif Umar Al Qadri mengatakan bahwa pihaknya mendatangi Kantor PKS lantaran kecewa adanya beberapa hal yang bertolak belakang dengan mereka. Kekecewaan itu terkait koalisi yang dibangun PKS dengan PDIP dalam Pilkada Balikpapan.
Pasalnya, ormas Islam kecewa lantaran telah mengawal mati-matian RUU HIP namun justru PKS lebih memilih berkoalisi dengan PDIP.
"Artinya kami hanya mengawal daripada RUU HIP itu saja. Kekecewaannya adalah bagaimana kami setelah berjuang mati-matian, mematikan dan memadamkan RUU HIP itu dan kita paham partai mana yang visi misinya yang mengajukan RUU HIP itu sendiri. Makanya kami berjuang mati-matian untuk itu tapi kenapa ini dibesarkan. Jadi kami tetap berjuang bagaimana kami mengawal fatwa MUI untuk mematikan partai yang mengusung daripada RUU HIP itu sendiri. Jadi ini kaitannya dengan koalisi PKS kepada PDIP," jelasnya.
Merasa kecewa dengan keputusan yang diambil PKS, pihak ormas Islam tentu akan tidak ikut andil dalam pilwali nanti. Yakni lebih tepatnya akan memilih kotak kosong dibandingkan yang lain. "Mungkin ke depan kita akan memilih kotak kosong. Mungkin ormas Islam sudah siap bahwa kemungkinan besar kita akan melawan kotak kosong. Pasti ini kekecewaan berat karena ini membawa fatwa MUI dan ulama Kota Balikpapan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPD PKS Balikpapan, Sonhaji mengatakan bahwa untuk tahun ini PKS belum diberikan amanah untuk pemenangan. Sehingga PKS Pusat mengamanahkan kepada PKS Balikpapan agar tidak kalah lagi dalam pilwali untuk keempat kalinya.
"Makanya amanah DPP meminta kepada PKS Balikpapan, bahwa cobalah jangan kalah lagi ke empat kali, masa kalah terus pilkada. Karena setiap politik kan pasti ingin menang, untuk apa kita bikin partai kalau nggak mau berjibaku untuk meraih kemenangan, mending jadi ormas aja," terangnya.
Menanggapi ormas Islam yang menyampaikan aspirasi tersebut, Sonhaji mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi apa yang dilakukan ormas Islam. Mereka melakukan itu lantaran tak bisa mengajukan calon karena statusnya masih ormas. "Kalau mereka punya partai pasti mereka akan mengajukan calon. Tetapi kami terima kasih kepada ormas karena menyampaikan aspirasinya kepada PKS. Walaupun sebenarnya ormas bisa menyampaikan aspirasinya kepada yang lain," ungkapnya.
Ditanya apakah tidak khawatir akan ditinggalkan oleh ormas Islam dalam pilwali nanti, Sonhaji mengatakan bahwa pihaknya sejatinya telah mengakomodasi, namun hal itu hak ormas Islam dalam menentukan pilihannya. "Memang itu berisiko pada kami, kalau kami tidak bisa membawa amanah dari ormas pasti kita akan ditinggalkan oleh ormas. Sebenarnya kami mengakomodasi, bukan siap meninggalkan umat," tuturnya.
Ditanya bagaimana mengenai sikap ormas Islam yang bakal memenangkan kotak kosong dalam pilwali nanti, Sonhaji menilai bahwa itu hak dari ormas Islam. Hanya saja ketika kotak kosong menang, pemerintah pusatlah yang berwenang dalam memilih kepala daerah yang ditunjuknya. Namun ia khawatir kalau nanti yang ditunjuk adalah pemimpin yang tidak berpihak pada Islam.
"Kalau yang menang kotak kosong, itu nanti pemerintah pusat yang punya kewenangan. Bisa jadi nanti yang dipilih orang yang tidak berpihak pada Islam, bisa jadi itu kalau kotak kosong yang menang," pungkasnya. (yad/rus)