Rencananya Bangun 64 Bendali, Terealiasi Baru Sembilan

- Minggu, 27 September 2020 | 10:40 WIB
ATASI BANJIR: Normalisasi drainase di sisi Jalan MT Haryono yang dikebut oleh DPU Balikpapan.
ATASI BANJIR: Normalisasi drainase di sisi Jalan MT Haryono yang dikebut oleh DPU Balikpapan.

BALIKPAPAN - Persoalan banjir yang tak kunjung usai di Balikpapan hingga kini menjadi keluhan masyarakat, aktivis lingkungan hingga DPRD Balikpapan. Bahkan legislatif yang paling keras menyuarakan agar pemerintah kota segera memprioritaskan penanggulangan banjir.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi memaparkan, berdasarkan masterplan drainase kota, ada 64 bendali atau pengendalian air hujan di Kota Balikpapan. Namun dari masterplan itu, yang baru terbangun hanya 8 hingga 9 bendali.

“Gambaran saja dari masterplan drainase kota bahwa ada 64 bendali, dan yang terbangun baru 8 hingga 9 bendali. Bendali yang sudah terbangun itu tersebar ada selatan, utara dan beberapa titik. Bendali juga dibangun ada yang melalui dana APBD, dan APBN, seperti bendali yang dekat lapangan tenis itu merupakan dana dari APBN,” ujar Rizal Effendi kepada Balikpapan Pos, kemarin (24/9).

Menurutnya, yang harus dilakukan dalam penanganan banjir kawasan Jalan MT Haryono adalah melepaskan aliran air ke laut. Apabila hal itu sudah dilakukan maka genangan air yang ada di Jalan MT Haryono akan segera turun, termasuk Jalan Beller yang sudah menjadi langganan banjir.

“Yang paling prioritas melepaskan aliran air ke laut. Seperti contoh di daerah sungai Sepinggan yang sudah dilakukan maka setelah dilakukan pelepasan air tidak lagi tergenang. Yang sekarang bisa harapkan segera dilakukan pada Sungai Ampal. Kalau itu dilakukan, maka genangan MT haryono segera turun termasuk Jalan Beller,” sebut Rizal.

Dijelaskannya, progres dari pelaksanaan normalisasi Sungai Ampal tersebut saat ini memasuki proses pembebasan lahan yang sudah ditangani oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Balikpapan.

Kendala yang dihadapi adalah pembebasan lahan. Sehingga diharapkan persoalan pembebasan lahan ini dapat selesai pada tahun 2020 ini. “Sekarang masih proses pembebasan tanah ada sekitar total 6-7 hektare," akunya.

Rizal mengatakan daerah aliran Sungai Ampal ini harus diperluas atau dilebarkan mulai dari hulu hingga muara.

"Di hulu sudah ada Bendali Wonorejo, dan sudah ada kajian di DPU terkait pembangunan bendali di sekitar Sungai Ampal tepatnya dekat Gang Joko Tole," aku ketua DPD NasDem Kota Balikpapan.

Untuk itu, dia meminta dukungan masyarakat untuk pelebaran Sungai Ampal karena terkait harga dan lahan tempat tinggal warga "Yang bisa kita selesaikan kita lakukan dulu. Yang belum kita akan lakukan juga. Kalau secara keseluruhan butuh Rp 150 miliar untuk pembebasan lahan," tutur wali kota Balikpapan dua periode ini.

Menurut Rizal, kejadian banjir yang terjadi di Kota Balikpapan tidak separah yang terjadi beberapa kabupaten/kota lainnya di Kaltim. Di Balikpapan, kata Rizal biasanya banjir hanya beberapa jam ketika hujan turun. Sedangkan untuk wilayah lainnya seperti di Samarinda, bencana banjir dapat berlanjut hingga beberapa hari.

“Kita lebih baik, tidak seperti di daerah lainnya sampai beberapa hari masih banjir,” tutur Rizal.

Sebelumnya, Anggota DPRD Balikpapan Andi Arif Agung, mendorong pemerintah kota untuk lebih serius dalam mengatasi persoalan tersebut. “Kita bisa lihat sendiri, jika terjadi hujan deras, langsung banjir di beberapa kawasan, terutama wilayah yang datarannya rendah seperti di Jalan Beller,” ujar Andi Arif Agung.

Lanjut A3 biasa politikus Partai Golkar disapa, Pemkot Balikpapan harus menyiapkan masterplan penanganan banjir yang matang. Mulai dari pemetaan kawasan rawan hingga penanggulangannya ditangani sampai tuntas.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X