Agar Bertahan, Pelaku Bisnis Properti Lakukan Gimmick hingga Maksimalkan Online

- Minggu, 11 Oktober 2020 | 09:52 WIB

 BALIKPAPAN-Keberadaan pandemi Covid-19 telah memukul semua lini usaha. Tidak terkecuali properti. Performa penjualan rumah kecil, menengah, dan besar pada awal pandemi mengalami keterpurukan.

Bahkan, tidak ada penjualan sama sekali, padahal pasokan rumah yang ada terbilang banyak. Salah satunya terjadi di Kota Balikpapan.

Awal keberadaan pandemi, Bank Indonesia Perwakilan Balikpapan mencatat kredit konsumsi kepemilikan rumah pada triwulan I 2020 turun -2,98 persen. Semakin turun dari kuartal IV 2019 sebesar -0,65 persen. Sedangkan Kuartal I 2019 lebih baik, tumbuh 1,35 persen.

Lalu, bagaimana dengan saat ini? Direktur Utama PT Rachmat Land Group, Andi Sangkuru mengatakan, ada penjualan properti setelah adanya kebijakan new normal. Meski demikian, angka penjualan masih jauh jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

"Sebenarnya setelah Lebaran ini sudah ada peningkatan penjualan, sebelum nanti kita masuk ke Desember. Saat-saat itu (Desember, Red) biasanya ada penurunan lagi, karena orang fokus ke libur dan hal lain," katanya saat ditemui usai acara peresmian Pustaka Baca di Taman Tiga Generasi.

Penjualan properti, dia melanjutkan, memang mengalami penurunan yang signifikan sejak adanya Covid-19 di Balikpapan atau tepatnya 31 Maret lalu. Meski demikian, penjualan properti segmen menengah di kisaran harga Rp 700 juta.

"Kalau dibandingkan tahun lalu, jauh. Tahun lalu sebulan itu ada penjualan lima unit, sekarang cuma dua unit. Bisa dibilang ada penurunan sekitar 40 persen daripada tahun lalu," terang pria berkacamata ini.

Untuk meningkatkan penjualan, pihaknya pun melakukan sejumlah inovasi. Pertama adalah membuat konsep rumah dengan mempertimbangkan sisi kesehatan, misalnya, bagaimana rumah itu lebih higienis.

"Kedua, yang tidak kalah penting adalah perilaku konsumennya nanti. Saat ini, secara konsumen ke generasi milenial, yang punya perilaku berbeda dengan angkatan saya. Itu yang perlu kami pelajari untuk membuat produk yang sesuai dengan maunya mereka," ujar Andi.

Selain itu, pihaknya juga memberikan gimmick dengan diskon dan memaksimalkan penjualan secara daring. Hal ini mengingat masih adanya pembatasan sosial yang diterapkan.

Sementara itu ketika ditanya apakah ada rencana penurunan harga, Andi mengatakan, mungkin saja. Namun, penurunan harga ini apakah nantinya akan berbanding lurus dengan tipe rumah atau luas kaveling.

"Artinya kita sesuaikan. Milenial ini 'kan identik dengan sharing ekonomi, misalnya taksi online. Milenial bisa menikmati mobil tanpa harus punya. Khawatirnya nanti, menikmati rumah tanpa beli rumah. Ke depannya, semua target market akan lari ke mereka (milenial, Red). Mungkin saat ini masih transisi. Milenial dan generasi setelahnya juga," pungkasnya. (dia/pri)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X