BALIKPAPAN - Aksi unjuk rasa mahasiswa pada Jumat (15/10) lalu berakhir kondusif dan lancar. Bahkan mahasiswa memberikan bantuan dana kepada Masjid Agung At Taqwa untuk perbaikan pagar yang rusak karena aksi unjuk rasa sebelumnya.
Sejak saat itu, para mahasiswa yang tergabung dalam barisan aksi penolakan UU Omnibus Law, menyisihkan dana mereka sebagai rasa terima kasih, ganti rugi, dan permintaan maaf kepada pihak Masjid At Taqwa. Penggalangan dana masih dilakukan hingga aksi jilid 3. Setelah terkumpul, mereka mendatangi pengelola masjid untuk menyerahkan secara resmi.
"Kami inisiatif untuk menggalang dana sebagai rasa terima kasih dan permohonan maaf. Jadi dana yang terkumpul itu Rp 1,6 juta murni dari mahasiswa," ujar perwakilan mahasiswa Al Fahri.
Uang bantuan perbaikan pagar diterima oleh imam masjid At Taqwa Muhammad Ghazali. Al Fahri berharap sumbangan itu dapat dipergunakan untuk memperbaiki pagar rusak karena kena tendang dan injak puluhan mahasiswa yang menyelamatkan diri dari kejaran polisi.
Sementara pihak Masjid At Taqwa tidak mempermasalahkan kerusakan fasum tersebut. Mereka memaklumi kejadian saat itu lantaran mahasiswa mencari tempat perlindungan dari tembakan gas air mata. "Demo itu hak mereka. Dengan adanya bantuan ini mudahan ada kebaikan dan keberkahan," ujar Ghazali.
Senada, sebelumnya Ketua Masjid Agung At Taqwa Balikpapan ustaz Letkol (Purn) Solehuddin Siregar mengaku tak mempermasalahkan kerusakan pagar bagian depan masjid yang mengarah ke Kantor Pemkot Balikpapan.
"Tidak masalah. Kebetulan saat itu saya berada di luar kota dan hanya menerima laporan dari teman-teman pengurus,” kata Solehuddin, saat ditemui baru-baru ini.
Menurutnya unjuk rasa merupakan hal yang wajar dalam menyuarakan ketidaksetujuan atas suatu kebijakan pemerintah. (yad/ono)
