Bisnis Jual Diri di Balikpapan di Saat Pandemi, Harga Sudah Turun Masih Ditawar

- Senin, 19 Oktober 2020 | 10:37 WIB
ilustrasi
ilustrasi

BALIKPAPAN - Situasi ekonomi yang sedang sulit akibat wabah corona (covid-19)  di seluruh wilayah bahkan negara ini menjadi perhatian masyarakat. Pasalnya dampak dari hal ini banyak para pekerja yang dirumahkan dan bahkan sebagian besar tak mampu mencari pekerjaan untuk memenuhi biaya kehidupan sehari-hari.

Dari sinilah banyak diantara mereka khususnya kaum hawa yang bahkan rela mengobral kehormatannya untuk mencari uang. Pelakunya bukan hanya orang dewasa saja, pelajar pun juga terjun di dunia kelam ini untuk mencari uang.

Salah seorang wanita bernama Dinda (23),  bukan nama sebenarnya yang melakukan praktik jual jasa esek-esek. Dia mengaku butuh uang untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga cara termudah dan instan dalam mendapat uang yakni menjual diri kepada pria hidung belang.

"Butuh uang, jadi ya begini aja. Mau kerja juga kerja di mana, nggak ada yang terima situasi begini," ujarnya. Dinda sendiri menawarkan jasa hubungan intim dengannya bekisar Rp 500 ribu sampai Rp 1,2 juta untuk permainan panjang alias long time. Namun tak semudah itu, ia kerap mendapatkan pelanggan yang minta turun harga alias nego.

"Turun-turunnya ya Rp 300 ribu lah, minimal bisa perpanjang kamar," tuturnya. Senada dengan Iska (19), bukan nama sebenarnya. Anak Baru Gede (ABG) ini juga ikut-ikutan menjual jasa kenikmatan tubuh kepada pria hidung belang. Iska bersama teman-temannya itu menyewa sejumlah kamar hotel untuk dijadikan tempat penyaluran hasrat pria hidung belang.

"Iya, sama teman-teman. Bayarnya patungan, kalau ada tamu ya yang lain pindah ke kamar sebelah. Jadi ganti-gantian aja," ujarnya.

Tarifnya pun beragam. Iska sendiri mengaku paling murah bisa sampai Rp 200 ribu untuk satu kali main. Uang yang didapat tersebut disisihkan sebagian untuk iuran bersama teman-teman yang lainnya guna pembayaran kamar.

"Pokoknya sedapetnya berapa, nanti buat bayar kamar. Jadi kamar diperpanjang terus dan dipakai gantian," tuturnya. Ia mengaku pernah menyewa satu blok kamar di lantai tiga salah satu hotel ini untuk dijadikan tempat prostitusi tersebut. Kamar yang ia sewa pun bisa sampai sebulan. "Satu blok di lantai tiga itu sudah kami booking semua, isinya ya kita-kita aja. Pernah sampai sebulan juga dulu kita sewa," ungkapnya.

Hanya saja mereka terkadang tak menentu di hotel mana yang ia pilih untuk tempat jasa lendir tersebut. Ia kadang pindah-pindah dan lebih memilih hotel berbintang dibandingkan kos-kosan. "Di hotel, aman. Pindah-pindah kita," pungkasnya.

PEMERINTAH HARUS CARI SOLUSI

Sementara itu, pengamat hukum Rio Ridhayon SH MH mengatakan bahwa prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur juga harus menjadi atensi. Sebab pihaknya sendiri merasa geram dan siap mengusut tuntas bagi siapa saja yang melibatkan anak di bawah umur atau pelajar di dalam dunia prostitusi tersebut.

"Angka kekerasan seksual pada anak ini terus meningkat, jadi pemerintah harus segera mencari solusi, kalau tidak bakal jadi apa generasi penerus kita ini. Kami di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) juga sering sekali menerima bantuan hukum terhadap klien yang jadi korban seksual. Silakan masyarakat kalau ada yang merasa jadi korban kami siap bantu," pungkasnya. (yad/ono)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X