Jembatan Putus Belum Diperbaiki, Apa Masalahnya?

- Jumat, 23 Oktober 2020 | 12:53 WIB
BELUM TERTANGANI: Satu bulan usai jembatan yang menghubungkan dua desa di Kabupaten Paser putus dan ambruk, ditarget dibangun kembali tahun depan.
BELUM TERTANGANI: Satu bulan usai jembatan yang menghubungkan dua desa di Kabupaten Paser putus dan ambruk, ditarget dibangun kembali tahun depan.

TANA PASER - Sebulan lebih pasca kejadian jembatan gantung yang putus di daerah aliran sungai (DAS) Kandilo, dimana menghubungkan Desa Pepara di Kecamatan Tanah Grogot dan Desa Pabencengan Kecamatan Paser Belengkong, hingga kini belum dilakukan perbaikan.

Saat awak media mengecek jembatan putus itu pada Rabu (22/10) pagi, puing-puing atau kerangka dari jembatan masih tergeletak di pinggir sungai. Area jembatan hanya diberi police line yang menandakan jembatan itu tidak bisa dilalui.

Untuk perbaikan masih belum bisa dipastikan, karena terkendala anggaran. “Mengenai jembatan gantung itu, terakhir kami menghubungi untuk pembangunan insyaallah tahun depan,” kata Kepala Desa Pepara, Rahman Agus saat ditemui media ini, kemarin.

Rahman mendapat informasi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Paser, bahwa pembangunan ulang jembatan itu tidak dilakukan tahun ini, karena terkendala anggaran. “Keterangan dari PU (DPUTR), masih menunggu anggaran penanggulangan bencana dan menunggu dana perubahan,” jelasnya.

Sambil menunggu dilakukannya perbaikan oleh pihak DPUTR, maka yang bisa dilakukan tahun ini hanya pembersihan puing-puing jembatan putus. Dengan putusnya jembatan ini, tentu menghambat perekonomian warga khususnya di Desa Pepara. Mengingat akses itu mempermudah untuk menjual hasil pertanian dan lainnya.

“Jadi untuk tahun ini cuma pembersihan. Sudah tidak bisa sama sekali diakses. Padahal warga membawa hasil tani atau kegiatan rumah tangga untuk berjualan di Pasar Paser Belengkong,” imbuhnya. Disebutkan, puing-puing jembatan juga mengganggu aktivitas nelayan yang mencari ikan di sungai.

“Dan itu juga mengganggu para nelayan yang mencari ikan di sungai. Karena bentangnya juga sudah menghalangi sungai, tiang penyangga juga ada yang roboh. Kami berharap dinas terkait mempercepat pembersihan puing-puing jembatan yang roboh, supaya tidak mengganggu akses nelayan juga,” pungkasnya.

Diketahui, jembatan dengan panjang 120 meter dan lebar 3 meter itu putus pada 13 September lalu, dimana saat itu warga sedang menonton lomba ketinting. Saat kejadian terdapat sekira 50 orang di atas jembatan. Beruntung kejadian itu tidak merenggut korban jiwa, hanya mengalami luka ringan. (wal/cal)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X