Osteoporosis Menyasar Semua Usia

- Jumat, 23 Oktober 2020 | 13:03 WIB
ilustrasi
ilustrasi

 Osteoporosis telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjangkit banyak orang di setiap belahan dunia. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan osteoporosis sebagai silent killer atau penyakit mematikan yang menjadi ancaman nyata dalam kesehatan dunia.

Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pengidap osteoporosis di dunia saat ini mencapai 200 juta orang. Selain itu, 50 persen kejadian patah tulang diakibatkan oleh osteoporosis dan hal tersebut menjadi masalah penting yang memicu terjadinya kecacatan seumur hidup hingga kematian.

Di Indonesia, angka risiko osteoporosis telah mencapai 42,75 persen berdasar data risiko osteoporosis pada tahun 2006 silam. Itu berarti dua dari lima penduduk Indonesia berisiko terserang osteoporosis.

“Jadi bisa dikatakan osteoporosis itu, tidak hanya berisiko kepada orang yang berusia di atas 50 tahun, tapi juga bisa berisiko pada anak-anak. Tergantung penyebabnya,” kata dr. Manaek P Sihotang, Sp. OT, Dokter Spesialis Bedah Tulang (Ortopedi) RS Pertamina Balikpapan dalam talkshow di radio KPFM 95.4 Mhz Balikpapan, Kamis (22/10).

Ia menerangkan, risiko osteoporosis terbagi dalam dua golongan, yang pertama yang sifatnya primer kemudian juga ada yang sifatnya sekunder. Untuk golongan primer itu biasanya terjadi pada perempuan yang sudah memasuki menopause atau berusia di atas 50 tahun.

Sedangkan untuk golongan sekunder itu biasanya terjadi karena ada penyakit lain. Sehingga apabila kelompokan, faktor penyebab terjadinya osteoporosis itu disebabkan oleh 4 faktor.

Di antaranya karena faktor genetik, karena kondisi penyakit lain seperti penyakit yang menyebabkan tulang itu tidak berkembang.

Yang kedua adalah karena kondisi lifestyle atau gaya hidup, seperti mengkonsumsi alkohol tinggi, atau juga pemakaian obat-obatan, atau juga orang dengan asupan vitamin yang rendah juga berisiko. “Usia berapa saja bisa terkena osteoporosis,” ujarnya.

Ia menjelaskan, osteoporosis itu dapat dijabarkan dalam dua istilah, yakni osteo yang berarti tulang. Sedangkan porosis itu artinya tidak padat. Jadi kita bisa artikan, kalau osteoporosis adalah kondisi tulang menjadi tidak padat.

Orang yang terkena osteoporosis akan menderita kerusakan arsitektur tulang, karena aspek tulang yang tidak padat kemudian yang akhirnya tulang menjadi tulang mudah patah. “Kalau bicara kasus osteoporosis, mungkin kalau orang yang normal yang jatuh dari ketinggian itu patah, tapi kalau misalnya orang yang osteoporosis bisa saja cuma terpeleset atau dia cuma duduk, kemudian dia berdiri. kemudian itu bisa patah,” jelasnya.

Untuk menghindari terkena osteoporosis, ia menyarankan agar berolahraga secara rutin dan mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium. Meski bisa diobati, osteoporosis cukup sulit untuk pulih kembali sehingga yang perlu dilakukan adalah menghindari risiko. (MAULANA/KPFM)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X