Ketika Guru Kangen Sekali dengan Siswanya....

- Selasa, 10 November 2020 | 15:55 WIB
Idayanti
Idayanti

BALIKPAPAN – Virus Corona telah menjadi momok ancaman yang menakutkan bagi umat manusia. Tidak hanya mematikan, virus ini dapat dengan cepat menyebar seluruh penjuru dunia. Jutaan orang telah terjangkiti dan meninggal dunia akibat virus ini.

Akibatnya, penyakit yang diduga muncul pertama kali di Wuhan, Tiongkok tersebut telah menggangu stabilitas di berbagai sektor kehidupan manusia. Mulai sektor perekonomian, perdagangan termasuk juga sektor pendidikan. Akibat sejumlah pembatasan yang diterapkan kegiatan di sektor pendidikan seakan mati suri. Kemajuan di sektor pendidikan itu sudah dirongrong akibat wabah Corona.

Pemerintah tampak ketar-ketir antara dua persepsi. Sisi pertama, ingin menyelamatkan nyawa akibat serangan Corona. Di sisi yang lain, bagaimana menyelamatkan kemajuan di sektor pendidikan.Kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan untuk menjamin kualitas pendidikan di negeri ini, agar generasi penerus bangsa ini tidak akan mati lantaran ditindas oleh perubahan zaman.

Idayanti, seorang guru kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 003 Kecamatan Balikpapan Kota mengaku dengan adanya pembatasan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah, sangat memberatkan. Karena ketika melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring, dirinya sangat kesulitan dalam mengukur kemampuan siswa dalam belajar, khususnya bagi siswa kelas 1 yang masih belajar membaca.

“Sangat berat sekali, karena kami tidak bisa mengukur kemampuan siswa dan kami sangat rindu untuk bertemu dengan anak-anak,” ujar guru yang berusia 39 tahun ini. Untuk mengatasi kesulitan dalam kegiatan belajar, pihak sekolah sempat menerapkan kegiatan belajar tatap muka secara terbatas. Setiap hari dibatasi 5 orang siswa di masing-masing kelas, namun kegiatan itu akhirnya dihentikan karena kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlanjut.

“Kami pernah menerapkan aturan untuk memperbolehkan 5 siswa masuk di setiap kelas khusus kelas 1, yah lumayan kita bisa melihat langsung perkembangan anak-anak, namun kebijakan tersebut terpaksa kami stop karena sudah tidak boleh,” terangnya.

Dalam mengatasi sejumlah kendala tersebut, dirinya saat ini harus berjuang lebih keras. Dalam kegiatan belajar mengajar, dirinya terpaksa harus menggunakan fasilitas panggilan video masing-masing siswa secara bergantian. Meski cara ini dinilai belum efektif, namun dengan cara ini bisa mendapatkan gambaran dari masing-masing siswa dalam membaca.

Masing-masing siswa diminta untuk membaca ketika melakukan panggilan video antara guru dan siswa. “Jadi sekarang saya harus melakukan video call satu-satu siswa, lumayanlah lama sampai siang. Kadang ada siswa yang kita minta membaca diam saja, yah kita bujuk lewat video call,” tuturnya.

Ia mengakui bahwa kegiatan belajar mengajar secara daring ini tidak maksimal dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, sehingga sangat diperlukan partisipasi orang tua dalam membantu mengasah kemampuan siswa di rumah. Yang dilakukan oleh guru hanya dapat memotivasi orang tua dalam mendampingi anaknya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dari rumah.

Selain itu, juga ada beberapa siswa yang tidak memiliki gawai pendukung, karena harus menggunakan handphone milik orang tuanya, sehingga terkadang dibawa orang tuanya bekerja. “Memang dengan kegiatan belajar mengajar secara daring ini tidak akan bisa maksimal, karenanya kami sangat berharap pada peran orang tua dalam membantu kegiatan belajar anak-anak,” tuturnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, dirinya bersama dengan guru lainnya, juga telah membuat program kunjungan ke beberapa rumah siswa yang terkendala dalam proses kegiatan belajar mengajar secara daring, yang terbatas karena tidak memiliki gawai atau kesulitan dalam menangkap pelajaran lewat online. “Setiap bulan sekali kami melakukan kunjungan ke rumah siswa untuk membantu siswa yang kesulitan, kita keliling ke rumahnya,” ujarnya.

Tercatat dari 500 lebih siswa yang ada di SD 003 Balikpapan Kota, sekitar 100 orang lebih merupakan anak dari warga tidak mampu. Saat ini di sekolahnya tercatat ada sekitar 23 guru yang mengajar dari kelas 1 hingga kelas 6. Ia mengakui dengan adanya kegiatan belajar mengajar daring ini sangat berat. Sangat berharap kegiatan belajar tatap muka yang pernah dilakukan sebelumnya dapat segera dibuka kembali.

“Kami berharap agar pandemi Covid-19 ini cepat berlalu, dan kegiatan belajar mengajar secara tatap mata dibuka kembali, karena kami sangat rindu bertemu kembali dengan anak-anak,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan Muhaimin mengatakan, pihaknya saat ini masih mempertimbangkan untuk membuka kembali kegiatan belajar tatap muka di sekolah secara bertahap. Meski Kota Balikpapan saat sudah berhasil turun ke zona orange. Untuk langkah awal, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk meminta data wilayah kecamatan dan kelurahan yang masuk zona kuning sebelum melakukan simulasi kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB
X