Di Muara Rapak Sudah 9 Kali Kecelakaan, Solusinya Flyover

- Rabu, 18 November 2020 | 22:05 WIB
Muara Rapak, lokasi yang kerap terjadi kecelakaan.
Muara Rapak, lokasi yang kerap terjadi kecelakaan.

BALIKPAPAN – Rencana pembangunan flyover atau jalan layang di Muara Rapak, Balikpapan Utara (Balut) masih hangat diperbincangkan. Pembangunan jembatan layang tersebut dianggap penting dan solusi karena selama ini kawasan tersebut dianggap sangat rawan kecelakaan.

Berdasarkan data dari Satlantas Polresta Balikpapan, sejak tahun 2009 lalu hingga Februari tahun 2019, sedikitnya sudah sembilan kali kecelakaan terjadi di tanjakan itu.

Pertama pada 31 Maret 2009. Saat itu ada truk yang lepas kontrol dan menyeruduk empat mobil, dan lima motor yang sedang berhenti di lampu merah. Tiga tewas, tujuh luka berat dan empat luka ringan akibat kejadian ini. Kemudian pada 2010 dua kali kecelakaan terjadi di turunan tersebut. Tepatnya pada 4 September 2010, beruntung tidak ada korban jiwa. Ke dua pada 17 September 2010, satu meninggal, satu luka ringan dalam insiden itu.

Selanjutnya pada 2011, tepatnya 4 Desember lalu. Truk kontainer seruduk enam roda empat dan tiga roda dua setelah mengalami rem blong. Belasan orang mengalami luka-luka dan beberapa unit kendaraan rusak berat.

Kecelakaan juga terjadi pada 4 dan 19 Maret 2013. Meski tak ada korban jiwa, namun membuka luka lama masyarakat Balikpapan. Kemudian pada 9 Februari 2014 dan 8 Mei 2016. Tidak ada korban jiwa dalam dua insiden tersebut.

Terakhir pada 20 Februari 2019. Sebuah Angkot menabrak penyebrang jalan di zebra cross tanjakan rapak. Satu orang dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

Dari sekian insiden kecelakaan tersebut, rata-rata penyebabnya adalah karena rem blong. Ditambah kondisi jalan yang memiliki kemiringan tidak ideal. Dimana ketinggiannya mencapai 10 persen. Sedangkan, idealnya jalan menanjak presentasenya hanya sekitar enam sampai tujuh persen.

Itu yang menyebabkan kendaraan berat agak sulit melintas di sana. Apalagi membawa beban yang berat. Sehingga bisa menimbulkan kecelakaan.

“Ini sangat tidak ideal, maka wajar butuh dibangun flyover. Sehingga jalan akan dibagi, karena ada simpang lima dan satu simpang bayangan (samping Masjid Al-Munawwar). Ada juga tanjakan yang cukup berbahaya,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Balikpapan Sudirman Djayaleksana belum lama ini.

Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud saat meninjau langsung lokasi rencana pembangunan flyover menyatakan, kesiapan dukungan agar flyover dapat dibangun mulai 2021 mendatang.

“Tapi ada beberapa yang digarisbawahi, mulai dari Amdal, Amdalalin sampai administrasi dan legal standing. Semua syarat itu harus terpenuhi,” ungkap Hasanuddin Mas’ud pada 13 November lalu.

Bahkan biaya pembangunan akan dimasukan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim 2021. “Insyaallah, bisa dikerjakan kalau semua aspek terpenuhi,” ucapnya.

Pembangunan flyover itu menggunakan skema anggaran tahun jamak atau multiyears. Diawali dengan pembebasan lahan milik Pemerintah Kota Balikpapan, Pertamina dan masyarakat. “Harus diselesaikan dulu. Kalau pembebasan lahan Pertamina, nanti pemerintah kota yang melakukan pembahasan,” tandasnya. (Fredy Janu/Kpfm)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X