BALIKPAPAN – Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Balikpapan Andi Sri Juliarti yang akrab disapa Dio mengatakan, penerapan terapi donor plasma konvalensen memiliki efektivitas hingga 75 persen dalam membantu kesembuhan pasien Covid-19.
“Berdasarkan hasil evaluasi kita yang saat ini untuk penggunaan donor plasma yang dipusatkan di RSKD, efektivitas penggunaannya mencapai 75 persen untuk membantu pasien dengan kategori berat,” kata Dio kepada wartawan, Jumat (8/1).
Menurut Dio, untuk saat ini penggunaan donor plasma konvalensen masih dipusatkan di RSKD dan dikembangkan di rumah sakit lainnya, di antaranya Rumah Sakit Pertamina Balikpapan mulai menggunakan metode terapi donor plasma konvalensen dalam membantu kesembuhan bagi pasien Covid-19 yang dirawat di ICU.
“Untuk saat ini juga kita masih terus mengembangkan ke beberapa rumah sakit, salah satunya yang sudah mulai adalah Rumah Sakit Pertamina. Rumah Sakit Pertamina akan mengambil plasma darah dari banknya di RSKD untuk diberikan kepada pasien,” terangnya. Meski telah menerapkan metode terapi donor plasma konvalensen bagi pasien, Dio memastikan rencana pemberian vaksinasi Covid-19 tetap berjalan.
Karena penggunaan terapi donor plasma konvalensen hanya diperuntukkan bagi pasien yang sedang dirawat di rumah sakit. Sedangkan vaksin difokuskan bagi masyarakat yang masih dalam keadaan sehat.
“Terkait perkembangan jumlah kasus covid-19 di kota Balikpapan yang terus meningkat kita terus melakukan upaya dalam menangani penambahan jumlah kasus yang ada. Memang ada perbedaan antara terapi plasma dengan menggunakan vaksinasi. Penggunaan plasma adalah pemberian antibodi secara pasif kepada pasien di rumah sakit dari pasien yang pernah sakit atau sudah sembuh. Sedangkan penggunaan vaksin lebih diprioritaskan pada orang yang sehat. Gunanya untuk merangsang terbentuknya antibodi.
Dengan vaksin maka secara aktif tubuh kita akan membentuk genom atau antibodi terhadap Covid-19. Sehingga dua-duanya harus tetap berjalan,” pungkasnya. (MAULANA/KPFM)
