Sulit Direalisasikan, RS Darurat Perlu Banyak SDM

- Jumat, 22 Januari 2021 | 10:05 WIB
Andi Sri J
Andi Sri J

BALIKPAPAN – Penyebaran Covid-19 di Kota Balikpapan masih cukup tinggi. Penambahan kasus setiap harinya konsisten pada kisaran angka seratus. Dampaknya ketersediaan tempat tidur di 11 rumah sakit rujukan Covid-19, hampir penuh.

Kondisi terakhir berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan, Rabu (20/1), dari total 467 tempat tidur sudah terisi sebanyak 436 pasien. Dengan demikian hanya tersisa 31 tempat tidur. Begitu juga dengan ruang ICU, dari 38 tempat tidur terisi sebanyak 32 dan tersisa enam tempat tidur. Itu pun tiga di antaranya untuk bayi atau anak-anak, dan sisanya untuk dewasa.

Kondisi tersebut jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mensyaratkan keterisian rumah sakit maksimal 60 persen.

Ketika sudah mencapai angka itu, penambahan tempat tidur diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus dan kematian pasien akibat tak tertangani segera. Menyikapi kondisi di rumah sakit ini, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan berupaya melakukan pendekatan kepada pihak rumah sakit untuk sebisa mungkin menambah ruangan isolasi atau tempat tidur untuk pasien yang terpapar.

Di samping itu, belum lama ini sempat muncul pernyataan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan untuk meningkatkan Embarkasi Haji menjadi rumah sakit darurat.

Namun, hal itu tampaknya akan sulit terwujud. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty menyebut jika, membuka rumah sakit darurat bukan hanya membuka gedung, tetapi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak.

“Kemudian instalasi rumah sakit juga perlu dipikirkan. Kita harus mengalirkan oksigen itu butuh instalasi tersendiri. Embarkasi haji saja tidak boleh kita bobok-bobok dindingnya, karena status meminjam,” katanya. Pertimbangan lainnya limbah medis. Jangan sampai berdampak lagi pada masyarakat sekitar. “Jadi banyak sekali pertimbangan ketika kita akan membuka rumah sakit darurat. Sementara SDM kita saja banyak yang terpapar,” ujar wanita yang akrab disapa Dio itu.

Karena itu, Dinas Kesehatan bersama Satgas Penanganan Covid-19 pun terus melakukan pendekatan kepada manajemen rumah sakit rujukan untuk bagaimana berusaha melipatgandakan kapasitas yang ada. “Contoh, hari ini RS Hermina menambah lagi enam tempat tidur, RST (RS TNI AD dr. Hardjanto) menambah dua tempat tidur. Alhamdulillah terimaksih atas semua dukungan dari rumah sakit yang ada di Balikpapam,” ungkap Dio.

Wali Kota Rizal Effendi menambahkan, rumah sakit rujukan pasien Covid-19 kini bertambah. Yakni RS Lanud Dhomber Balikpapan dan RS Medika Utama di Manggar, Balikpapan Timur. “Tadinya RS Lanud Dhomber Balikpapan dan RS Medika Utama tidak untuk Covid, tapi kita sudah minta agar menangani Covid dan mereka bersedia. Itu juga dalam upaya agar tempat tidur lebih banyak lagi,” ucap Rizal. (Fredy Janu/Kpfm)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X