“Kemudian instalasi rumah sakit juga perlu dipikirkan. Kita harus mengalirkan oksigen itu butuh instalasi tersendiri. Embarkasi haji saja tidak boleh kita bobok-bobok dindingnya, karena status meminjam,” katanya. Pertimbangan lainnya limbah medis. Jangan sampai berdampak lagi pada masyarakat sekitar. “Jadi banyak sekali pertimbangan ketika kita akan membuka rumah sakit darurat. Sementara SDM kita saja banyak yang terpapar,” ujar wanita yang akrab disapa Dio itu.
Karena itu, Dinas Kesehatan bersama Satgas Penanganan Covid-19 pun terus melakukan pendekatan kepada manajemen rumah sakit rujukan untuk bagaimana berusaha melipatgandakan kapasitas yang ada. “Contoh, hari ini RS Hermina menambah lagi enam tempat tidur, RST (RS TNI AD dr. Hardjanto) menambah dua tempat tidur. Alhamdulillah terimaksih atas semua dukungan dari rumah sakit yang ada di Balikpapam,” ungkap Dio.
Wali Kota Rizal Effendi menambahkan, rumah sakit rujukan pasien Covid-19 kini bertambah. Yakni RS Lanud Dhomber Balikpapan dan RS Medika Utama di Manggar, Balikpapan Timur. “Tadinya RS Lanud Dhomber Balikpapan dan RS Medika Utama tidak untuk Covid, tapi kita sudah minta agar menangani Covid dan mereka bersedia. Itu juga dalam upaya agar tempat tidur lebih banyak lagi,” ucap Rizal. (Fredy Janu/Kpfm)