BALIKPAPAN – Seorang ibu-ibu yang hendak memasuki wilayah Kota Balikpapan memilih untuk putar balik lantaran menolak menjalani rapid antigen di posko yang disediakan oleh Pemkot Balikpapan di Jalan Soekarno Hatta Km 13 Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, Senin (25/1) pagi.
Ibu tersebut bernama Andi Intan, warga Kota Samarinda. Awalnya, ia bersama rombongan datang dari Samarinda menuju Kota Balikpapan. Namun karena mereka berjumlah lima orang dalam satu mobil, petugas pun langsung melakukan pemeriksaan. Sebab sesuai protokol kesehatan (prokes), penumpang mobil tersebut seharusnya bermuatan empat orang.
Setelah penegakan prokes, rombongan diarahkan untuk pemeriksaan rapid antigen. Namun hanya empat yang bersedia dan tinggal menunggu hasil. Sementara salah satu dari mereka yang bernama Andi Intan tidak bersedia. “Saya tidak mau disuntik. Biarpun tidak sakit saya tetap menolak. Ayo kita balik saja ke Samarinda,” kata Andi Intan sambil menuju mobil yang mereka kendarai.
Saat ditanya lebih lanjut oleh para wartawan, wanita berjilbab itu enggan membeberkan alasan hingga menolak untuk menjalani pemeriksaan rapid antigen. Namun salah satu dari mereka bernama Andi Sari mengatakan, jika mereka mendengar kabar bahwa tiga hari setelah di test maka akan terasa sakit. “Iya, kata orang setelah tiga hari dites itu langsung sakit. Makanya dia enggak mau,” ujar Andi Sari.
Ditanya tujuan ke Balikapapan, Andi Sari mengaku mereka hendak menghadiri acara pernikahan di Balikpapan. Mereka pun tidak tahu soal ada pemeriksaan tersebut. “Acaranya sederhana saja di Balikpapan. Kami yang mengurus katering. Tidak tahu kalau ada pemeriksaan dilakukan di pintu masuk,” ungkapnya.
Karena satu di antara mereka menolak dilakukan pemeriksaan, akhirnya mereka semua sepakat untuk kembali ke Kota Samarinda. “Enggak apa-apa, balik lagi ke Samarinda,” ucap Sari. (Fredy Janu/Kpfm)