Terkuak..!! Ayah Korban Ungkap Hubungan Korban dengan si Oknum Tentara, Ternyata..

- Kamis, 15 April 2021 | 12:32 WIB
Lokasi ditemukannya tulang belulang korban.
Lokasi ditemukannya tulang belulang korban.

Hari masih pagi ketika RR meninggalkan rumahnya di Kompleks Perumahan Batu Ampar Permai RT 34, Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara (Balut), Senin 1 Maret 2021. Saat itu sekira pukul 09.00 Wita, wanita berusia 30 tahun itu berpamit kepada orang tuanya Kuswanto (61) untuk pergi ke Kantor BPJS Kesehatan Cabang Balikpapan di Jalan Blora I, Klandasan Ilir, Balikpapan Selatan (Balsel).

Wanita berjilbab itu mengendarai sepeda motor Honda Beat bernomor polisi KT 4767 ZM. Di BPJS Kesehatan ia hendak merubah data tempat tinggal agar lebih dekat dengan Puskesmas. Sebelumnya di BPJS beralamatkan Asrama Bukit, tempat dulu ia dan keluarga tinggal.

Namun hingga waktu sore hari menjelang maghrib, guru honorer di salah satu Sekolah Dasar itu tak kunjung pulang ke rumah. Orang tuanya Kuswanto yang gelisah berusaha mencari tahu keberadaannya. Hingga tengah malam ia tak juga mendapatkan jawaban.

“Saya hubungi tidak ada jawaban sampai tengah malam. Kemudian sekira pukul 00.00 Wita, saya langsung kepikiran kepada pacarnya. Saya telepon berdering, tapi tidak diangkat,” cerita Kuswanto saat ditemui di rumahnya, Rabu (14/4) sore.

Keesokan harinya, Selasa 2 Maret 2021, ia mencoba kembali menghubungi kekasih dari putri pertamanya itu yang merupakan seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) berinisial MAM (32). Kali ini ada jawaban. Dalam pembicaraan di telepon, Kuswanto meminta prajurit berpangkat Prajurit Kepala (Praka) itu untuk datang ke rumahnya.

Permintaan itu dipenuhi. MAM tiba di rumah Kuswanto sekira pukul 17.00 Wita. Setelah duduk dalam rumah, Kuswanto langsung memberitahu jika anaknya sudah dua hari belum ada informasi sama sekali. Di mana keberadaannya? “Dia jawab, hari Senin siang ada pertemuan terakhir di pinggir jalan ngambil jahitan di penjahit Manggar, Balikpapan Timur. Setelah ambil jahitan pulang, tapi tidak diantar karena pengakuannya kalau anak saya ini ditungguin oleh temannya seorang perempuan,” ungkap Kuswanto.

Mendengar jawaban tersebut, Kuswanto sedikit curiga. Ia menyebut jika jawaban dari pria yang sudah dua tahun menjalin asmara dengan putrinya itu tidak masuk logika dan seakan direkayasa. “Tidak masuk logika, masa nungguin di jalan. Siapa cewek yang mau nunggu di jalan gitu. Enggak mungkin, pasti merekayasa,” ujarnya.

Kuswanto pun mengakhiri pertemuan dengan MAM tanpa menemui titik terang. Esoknya, Rabu 3 Maret 2021, ia bersama keluarga memutuskan untuk melapor ke Polsek Balikpapan Utara. Tak puas sampai di situ, Kamis 4 Maret 2021, ia juga melaporkan kehilangan putrinya itu ke Polresta Balikpapan, serta ke Polda Kaltim. “Kalau enggak salah minggu ketiga pasca hilangnya saya lapor ke Polda. Tapi tidak direspon, karena katanya saya sudah melapor ke Polresta,” akunya.

Sembari menunggu kabar dari pihak kepolisian, Jumat 9 April 2021, Kuswanto mendapat informasi jika MAM sedang diperiksa di Pomdam VI/Mulawarman. Tiga hari kemudian, pada Senin 12 April 2021, putrinya akhirnya ditemukan. Namun, dalam kondisi sudah tidak bernyawa. “Senin malam itu ditemukan di semak-semak di Jalan Proklamasi, Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur. Saya dikabarkan kalau anak saya sudah almarhum. Berarti yang menunjukan tempatnya itu ya pelakunya (MAM),” ucapnya.

Kuswanto tidak sempat melihat bagaimana kondisi jasad anak pertama dari tiga bersaudara itu. Dari informasi yang ia dapat, ditemukan dalam kondisi tinggal tulang-belulang yang terpisah dalam satu tempat. “Saya tidak melihat bagaimana kondisinya. Saya hanya dikabarkan kalau anak saya ditemukan, sudah almarhum. Informasi yang saya dapat tinggal tulang-tulang,” tuturnya.

Usai ditemukan, jasad korban dibawa ke rumah sakit untuk menjalani proses autopsi. Dan pada Rabu (14/4) sore pukul 14.09 Wita, jasad putrinya diantar ke rumah duka. Sebelum jasad tiba, dalam hati Kuswanto bertanya-tanya apa motif pelaku hingga tega melakukan perbuatan tersebut. Ia pun mengingat terkait kondisi hubungan asmara antara putrinya dengan pelaku yang kurang harmonis belakangan ini. Padahal, selama kurang lebih dua tahun pacaran baik-baik saja.

Sebagai seorang ayah, ia pun menanyakan kepada putrinya terkait hal itu. Alasan ketidak harmonisan itu pun akhirnya terkuak. Pengakuan putrinya jika orang tua dari pelaku tidak mau menerima menantu dari luar pulau. “Terakhir sebelum tanggal 1 Maret 2021 itu anak saja kasih tahu kalau orang tua pelaku yang di Jawa itu tidak mau menerima menantu dari luar pulau. Sehingga akhir-akhir ini seakan dia mau mengakhiri hubungannya dengan anak saya. Mungkin itu alasannya,” ucap Kuswanto.

Terpisah, Kapendam VI/Mulawarman Letkol Inf Taufik Hanif membenarkan jika ada salah satu anggota berpangkat Praka yang berinisial MAM terindikasi melakukan tindak pembunuhan terhadap korban RR pada Senin, 1 Maret 2021. Berdasarkan keterangan yang disampaikan tersangka, pembunuhan tersebut dilatarbelakangi oleh korban yang terus mendesak tersangka untuk menikahi.

“Sehingga tersangka merasa jengkel, dengan alasan tersangka masih ingin sekolah lagi. Mungkin itu yang jadikan tersangka membunuh RR,” kata Letkol Inf Taufik Hanif, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (14/4) siang. Pengungkapan kasus berawal dari laporan orang tua korban pada 9 April 2021, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Pomdam. Hingga akhirnya menemukan jasad korban serta menahan Praka MAM pada Senin (12/4). “Tersangka mengakui perbuatannya. Sekarang sudah ditahan di Pomdam untuk menjalani proses lanjutan,” tandasnya. (Fredy Janu/Kpfm)

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pyramid Game

Rabu, 8 Mei 2024 | 17:30 WIB

Kubar Fokus Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

Rabu, 8 Mei 2024 | 16:30 WIB
X