Beberapa pekan terakhir Penajam Paser Utara (PPU) mengalami cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang. Hal ini di luar perkiraan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, yang mana menurut kebiasaan di tahun-tahun sebelumnya hal ini baru terjadi di akhir Juni bukan pada bulan April seperti saat ini.
"Sebenarnya perkiraan di akhir Juni hingga awal Juli perpindahan ke musim hujan ke kemarau. Sekarang ini kami selalu aktif komunikasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan. Memang Penajam masuk kondisi cuaca ekstrem," ungkap Kepala BPBD PPU, Marjani.
Cuaca ekstrem yang terjadi mulai dari hujan deras disertai angin kencang hingga tingginya suhu di PPU yang lebih tinggi dari hari biasanya. Untuk itu BPBD mengajak masyarakat PPU untuk memotong pohon tua yang ada di permukiman masing-masing, sehingga ketika ada angin kencang tidak membahayakan.
"Semoga tidak membesar menjadi puting beliung. Cuma baru angin kencang, tapi cukup mengganggu juga. Hujan teras ,terus suhu juga cukup tinggi ada 36 sampai 37 derajat celsius. Dengan adanya angin kencang itu warga juga harus menyadari kalau ada pohon kelapa atau pohon apapun yang sudah tua dan tinggi, sebaiknya ditebang," imbau Marjani.
Namun jika hal yang tidak diharapkan tetap terjadi angin kencang atau puting beliung yang merusak rumah warga, BPBD siap untuk memberikan bantuan atap seng, maksimal 50 lembar.
"Rumah-rumah yang terbang sengnya kami bisa membantu, tapi keterbatasan sampai 50 lembar seng kita masih bisa. Kalau sampai 100-200 lembar tidak mampu kita, minimal untuk tahun ini," ungkap Marjani.
Marjani berdoa semoga tidak terjadi bencana di PPU, walaupun BPBD selalu dalam keadaan siap jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Kita juga berdoa mudah-mudahan tempat kita aman dari bencana puting beliung dan angin kencang," tutupnya. (bp-6/cal)