Waspada Covid-19, Dokter Ingatkan Jangan Kendor Prokes saat Lebaran

- Selasa, 11 Mei 2021 | 11:50 WIB

TIM mitigasi Covid-19 PB IDI, dr Ulul Albab mengingatkan pentingnya Anda tetap menerapkan protokol kesehatan saat Lebaran demi mencegah lonjakan kasus Covid-19 usai Hari Raya bagi Umat Islam itu yang diperkirakan besok lusa.

Dokter spesialis obstetri & ginekologi itu menyoroti euforia terkait momen bersilaturahmi bersama keluarga saat Lebaran yang rentan membuat orang-orang kendor pada protokol kesehatan seperti melepas masker, tidak menjaga jarak dan tidak mencuci tangan.

"Waspadai lonjakan COVID-19 pascalebaran, euforia terkait silaturahmi membuat protokol kesehatan kendor, 'Ah keluarga sendiri, masker dilepas, tidak mencuci tangan, jaga jarak'," kata Ulul dalam webinar Idul Fitri & Ujian Nasional Pengendalian COVID-19, Minggu lalu.

Dia mengatakan, melonjaknya kasus COVID-19 di India beberapa waktu lalu salah satunya usai masyarakat setempat melakukan ritual keagamaan kemudian menyebabkan kerumunan orang.

Hal serupa diharapkan tidak terjadi di Indonesia. Idul Fitri sebagai momentum kemenangan bagi para Muslim dengan segala tradisi termasuk berkumpul bersama keluarga semoga tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Ulul dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, dr Muh. Khidri Alwi dalam acara yang sama itu setuju dengan pelarangan mudik yang pemerintah lakukan sejak 6 Mei hingga 17 Mei mendatang, untuk membatasi pergerakan dan pengumpulan massa di satu waktu dan tempat.

Walau memang pada kenyataannya, masih ada orang yang berusaha mensiasati larangan ini dengan melakukan mudik lebih awal.

"Kami sangat setuju saat pemerintah menyatakan mudik dilarang, yang dilarang bukan masalah mudik tetapi pergerakan dan pengumpulan massa di satu waktu dan tempat," ujar Ulul.

"Mudik sebuah budaya yang sudah mengakar, tetapi kita tidak ingin berimbas seperti India. Jangan sampai muncul muncul klaster mudik," tutur Khidri.

Menurut Khidri, mudik dari sisi agama termasuk sunnah, tetapi bersilaturahmi sembari menjaga orang lain terkena penyakit hukumnya wajib. Dia mengatakan, silaturahmi saat ini bisa dilakukan tanpa harus tatap muka melainkan memanfaatkan teknologi, misalnya layanan Zoom, Video Call WhatsApp dan semacamnya.

Dalam kesempatan itu, dokter dari Yayasan Gema Sadar Gizi, Zaenal Abidin menambahkan, pandemi Covid-19 bukan wilayah kesehatan perorangan sehingga protokol kesehatan seperti mengenakan masker bisa diabaikan seenaknya.

Pemerintah dengan kebijakan strategis menjadi garda terdepan mencegah semakin banyak rakyat yang menjadi sakit, misalnya melalui pembatasan kegiatan warga tanpa membeda-bedakan dan 3T (testing, tracing dan treatment) sementara di sisi lain masyarakat perlu mematuhi protokol kesehatan 5M (mengenakan masker, mencuci tangan rutin, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan menjauhi kerumunan).

"Kita tidak menginginkan lonjakan kasus sehingga berakibat Lebaran dituduh menjadi penyebab. Umat Islam tetap (harus) menahan diri demi tetap jaga kehormatan Hari Raya Idul Fitri," demikian pesan Zaenal.

"Perlu diingat bahwa protokol kesehatan harus tetap dijalankan dan usahakan dalam memilih lokasi wisata yang menerapkan protokol kesehatan misalnya dengan zona khusus," kata dia.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB
X