Setelah Lebaran, Kota Balikpapan biasanya diserbu pendatang. Fenomena ini rutin terjadi setiap tahun. Masyarakat dari luar berdatangan untuk mengadu nasib ke Kota Minyak -sebutan Balikpapan.
Namun, karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19, Pemkot Balikpapan pun menyiapkan langkah antisipasi guna mencegah penyebaran Covid-19 yang hingga kini masih menghantui masyarakat.
Salah satunya adalah, setiap pendatang yang akan tinggal di Balikpapan statusnya langsung ditetapkan orang dalam pemantauan atau yang biasa dikenal dengan sebutan ODP.
“Statusnya ODP dalam satu minggu. Termasuk warga Balikpapan yang terlanjur mudik, diawasi juga dalam satu minggu,” Kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi saat pers rilis update kasus harian Covid-19 di Pemkot Balikpapan, Senin (17/5) sore.
Pemantau, lanjut Ketua Satgas penanganan Covid-19 Balikpapan itu, akan dilakukan oleh Satgas tingkat Kelurahan serta Kecamatan. Hal itu untuk memastikan apakah pendatang serta warga yang pulang mudik tersebut tertular Covid-19 atau tidak.
“Harus tunggu satu minggu baru kelihatan apakah dia reaktif atau tidak. Karena kalau langsung dicek pas tiba di Balikpapan pasti negatif, makanya tunggu sampai satu minggu. Statusnya jadi ODP,” ungkap Rizal. Jika nantinya reaktif Covid-19, maka akan diisolasi di Embarkasi Haji atau rumah isolasi PPKM Mikro. “Kalau reaktif setelah pemantauan satu minggu langsung diisolasi,” ucap Rizal.
Selain pemantauan di lingkungan, Pemkot juga akan melakukan pencegahan di pintu masuk. Terutama di pelabuhan laut yang kerap digunakan pendatang. “Itu mulai besok. Kita lakukan rapid antigen di sana. Yang sudah ada hasil tes tinggal menunjukkan. Tapi statusnya tetap ODP. Kemudian, kalau lolos pemeriksaan di pelabuhan maka akan kita cegat di PPKM Mikro. Karena dia tidak boleh masuk lingkungan kalau belum cek kesehatannya,” tandas Rizal. (Fredy Janu/Kpfm)
