Memahami betul akan pentingnya arti sebuah sejarah dan benda-benda peninggalan yang digunakan oleh para pelaku sejarah, beberapa waktu lalu Komunitas Cagar Budaya Penajam Paser Utara (PPU) kembali menemukan sebuah mortir di sekitar wilayah Gunung Seteleng.
"Kebetulan teman-teman Komunitas Cagar Budaya suka ke hutan, kemudian bawa alat-alat detektor logam sederhana, lalu menemukannya (mortir) mudah, tidak perlu menggali banyak," ungkap Kepala Bidang Kebudayaan dan Produk Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata PPU, Cristian Nema.
Anggota Komunitas Cagar Budaya memang selama ini dikenal aktif dalam misi mencari benda-benda peninggalan sejarah di wilayah PPU. Penemuan mortir ini ketika mereka melakukan penyisiran di wilayah sekitar meriam Gunung Seteleng menggunakan alat detektor besi, hingga akhirnya menemukan 2 mortir.
"Mortir hulu ledak meriam sisa peninggalan penjajahan Jepang, ditemukannya di areal meriam Gunung Seteleng, radiusnya sekitar 200-250 meter dari meriam," jelas Cristian.
Saat ini 2 mortir tersebut disimpan di salah satu rumah anggota Komunitas Cagar Budaya, dan pekan lalu sudah menjalani inventarisasi dari dua instansi berbeda, yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Bidang Cagar Budaya dan dari Balai Pelestari Cagar Budaya, yang mana hasil dari agenda ini sendiri adalah kedua mortir tersebut akan diajukan menjadi benda cagar budaya.
"Kemarin sudah dilakukan inventarisasi benda diduga cagar budaya, dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim Bidang Cagar Budaya dan dari Balai Pelestari Cagar Budaya, ini rutin tiap tahun melakukan inventarisasi benda yang diduga cagar budaya di kabupaten/kota. Sepertinya untuk Kaltim, PPU duluan dijadwalkan dari benda-benda yang diinventarisir," tutup Cristian. (bp-6/cal)