50 Kepala Keluarga di Perbatasan Tak Punya Identitas, Anak-Anaknya Tak Dapat Bersekolah

- Sabtu, 10 Juli 2021 | 11:09 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengaku prihatin, karena saat ini ada sebanyak 50 kepala keluarga (KK) yang ada di Kelurahan Sotek yang berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat (Kubar), hingga saat ini belum memiliki identitas kependudukan resmi. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab anak-anak di sana tidak dapat bersekolah.

"Saya tadi menghubungi teman-teman kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), serta DPRD yang notabenenya mereka mengharapkan saya melakukan jemput bola yang ada di daerah perbatasan Sotek dengan Kutai Barat. Di situ ada lebih dari 50 kepala keluarga yang tidak punya identitas sama sekali, dan semua rata-rata buta huruf. Nah, ini kami Disdukcapil diminta untuk melakukan pelayanan jemput bola ke sana," ungkap Kepala Disdukcapil  PPU, Suyanto.

Karena pentingnya memiliki identitas kependudukan khususnya untuk anak-anak yang akan bersekolah, maka Suyanto menggandeng pihak sekolah terdekat dari lokasi, untuk membantu memberikan blangko kependudukan, agar anak-anak di sana segera dapat bersekolah dan tidak menjadi buta huruf.

"Karena ini warga yang perlu punya identitas, maka kami memanggil guru dan kepala sekolah tadi. Kami beri blanko dulu, Senin kami mau cek kondisi datanya kayak apa, baru kami turun ke sana. Karena data warga ini, selain warga yang sudah  turun-temurun berada di sana yang tidak punya pendidikan, yang tidak bisa sekolah, bahkan tidak tahu huruf, ini yang sangat mengkhawatirkan. Tapi bukan daerah terpencil, tetapi daerah perbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat," ungkap Suyanto.

Pria yang pada akhir tahun ini memasuki masa purna tugas menambahkan, kebanyakan warga di sana adalah pendatang dari pulau Jawa dan Sulawesi yang merantau ke sana puluhan tahun, dan mengalami kesulitan untuk melakukan pendataan identitas diri, yang mengakibatkan anak-anak kesulitan untuk sekolah.

"Tiga minggu yang lalu banyak warga di sana mengurus identitas, ternyata banyak warga pendatang dari Sulawesi, Jawa, Samarinda, Balikpapan , Paser. Tapi mereka sudah lama di sana, sudah dari tahun 2000-an. Kami sangat prihatin masyarakat kita tidak punya pendidikan. Kami Disdukcapil harus bisa memfasilitasi mereka sampai bisa punya identitas, karena mereka tidak bisa bersekoah karena tidak punya identitas," tandas Suyanto. (bp-6/cal)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X