PPU Sekolahkan Dokter untuk RSUD, Spesialis Bedah Tulang Paling Mendesak

- Jumat, 23 Juli 2021 | 12:02 WIB
RUMAH SAKIT: RSUD Ratu Aji Putri Botung PPU melakukan beberapa peningkatan dalam upaya memaksimalkan pelayanan masyarakat, salah satunya menyekolahkan dokter. (Moeso/Balpos)
RUMAH SAKIT: RSUD Ratu Aji Putri Botung PPU melakukan beberapa peningkatan dalam upaya memaksimalkan pelayanan masyarakat, salah satunya menyekolahkan dokter. (Moeso/Balpos)

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung, Penajam Paser Utara  (PPU) saat ini sedang berbenah untuk meningkatkan pelayanan terhadap warga PPU. Selain akan membangun gedung empat lantai, Pemkab PPU telah menyekolahkan dokter-dokter mereka untuk mengambil kuliah dokter spesialis yang saat ini belum dimiliki oleh RSUD.

"Untuk SDM alhamdulillah ada beberapa yang oleh pemerintah daerah ini diizinkan untuk tugas belajar, bupati memberikan peluang selebar-lebarnya untuk belajar kepada dokter-dokter untuk mengambil spesialis, itu kan luar biasa. Semua yang mengambil tugas belajar termasuk yang ngambil konsultan sub spesialis pun beliau izinkan," jelas Direktur RSUD Ratu Aji Putri Botung, dr Lukasiwan Eddy Saputro.

Dia juga menjelaskan, saat ini pihak rumah sakit melakukan kerjasama kontrak untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis. Namun jika yang tugas belajar kembali, maka kemungkinan besar kontrak mereka tidak akan diperpanjang. Saat ini kebutuhan dokter spesialis bedah tulang menjadi kebutuhan yang penting di rumah sakit terbesar di PPU tersebut.

"Spesialis kita saat ini 22, ada dari luar juga yang kita kontrak dalam rangka ini. Begitu nanti yang belajar kembali ya kita mungkin nggak kontrak lagi. Dokter spesialis yang kita belum punya bedah tulang, saya rasa itu yang paling mendesak. Biasanya karena kasus-kasus patah tulang kita sering merujukkan pasien," jelas pria yang akrab disapa Lukas ini.

Selain itu, peningkatan  Aplikasi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK) juga menjadi konsentrasi Lukas. Dia mengaku melakukan beberapa cara dari jalur APBD hingga APBN untuk memenuhi kebutuhan ASPAK mereka.

"Dari alat kesehatan juga masih kurang. Kita dari sisi ASPAK masih 47 persen dari yang harusnya 100 persen, masing-masing klinikkan beda-beda itemnya. Dari penilaian kita masih kurang, hingga akhirnya juga menjadi kendala. Untuk memberikan pelayanan yang sempurna, segala upaya kita lakukan, baik menggunakan BLU sendiri, kemudian APBD, kemudian juga dari APBN, untuk memenuhi kelengkapan alkes," ungkap Lukas. (bp-6/cal)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Area GOR Tapis Akan Dipasang PJU

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:40 WIB

Kuota Haji Kutim Hanya 173 Orang

Selasa, 19 Maret 2024 | 13:45 WIB

42 Pelaku Balap Liar di Kutai Timur Diamankan

Selasa, 19 Maret 2024 | 13:15 WIB

Disediakan Duit Rp 800 Juta untuk Tugu PKK Bontang

Selasa, 19 Maret 2024 | 08:15 WIB

Kapolda-Pangdam  Blusukan Salurkan Bansos

Senin, 18 Maret 2024 | 19:42 WIB
X