Hujan Deras, Berbagai Musibah Terjadi di Balikpapan

- Senin, 30 Agustus 2021 | 11:21 WIB
EVAKUASI WARGA: Basarnas bersama BPBD Kota Balikpapan, TNI, Polri dan relawan mengevakuasi warga di wilayah banjir. Korban balita/anak sejumlah 10, lansia 5 dan dewasa 15 orang diungsikan di tempat yang aman
EVAKUASI WARGA: Basarnas bersama BPBD Kota Balikpapan, TNI, Polri dan relawan mengevakuasi warga di wilayah banjir. Korban balita/anak sejumlah 10, lansia 5 dan dewasa 15 orang diungsikan di tempat yang aman

Dalam satu hari saat hujan deras mengguyur, terjadi serangkaian musibah di wilayah Kota Balikpapan, Sabtu (28/8) lalu. Diantaranya banjir di beberapa titik yang memang sudah menjadi langganan, kebakaran, pohon tumbang dan tanah longsor. Juga air bah  yang merendam puluhan hektare sawah di Gunung Binjai, Balikpapan Timur.

Wilayah yang sering menjadi langganan banjir yaitu wilayah jalan MT Haryono Agung Tunggal, Jalan Beler Damai, PLTD Gunung Malang, kawasan Kariangau, Gang Mandor Km 17, Perumahan Sosial Batu Ampar,  Kampung Timur dan beberapa wilayah lainnya.

Banjir terjadi saat hujan deras yang hampir merata di Kota Balikpapan mulai  pukul 03.00 Wita  dini hari hingga menjelang siang. Sehingga beberapa wilayah Kota Balikpapan yang menjadi langganan banjir,  banjir lagi. Juga air bah merendam puluhan hektare sawah di kawasan Gunung Binjai Balikpapan Timur yang menyebabkan petani terancam gagal panen. 

Tim rescue Basarnas kelas A Balikpapan diterjunkan untuk membantu warga yang terjebak banjir dan memerlukan bantuan. Basarnas menuju lokasi yang dianggap paling parah yaitu di Jalan Beler, dengan menggunakan truk rescue, rubber boat, alkom dan peralatan SAR air dan berhasil mengevakuasi korban balita/anak sejumlah 10, lansia 5, dewasa 15 orang.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Balikpapan Octavianto menjelaskan, hingga Sabtu siang (28/8) pihaknya masih melakukan evakuasi terhadap warga yang menjadi korban kebanjiran hingga ke 3 wilayah kecamatan.

"Tim Basarnas masih melakukan evakuasi. Banjir meluas hingga 3 kecamatan yaitu di Balikpapan Tengah, kemudian Balikpapan Selatan, dan juga wilayah Balikpapan Utara. Evakuasi difokuskan wilayah selatan yaitu daerah Manggar sampai wilayah Batakan," kata Octavianto kepada Balikpapan Pos.

Hal itu dilakukan karena karena banyak warga yang terjebak banjir dan juga banyaknya lansia. Pihaknya juga melakukan evakuasi dengan tetap menerapkan prokes. Dia tambahkan, hingga Sabtu siang kemarin pihaknya berhasil membantu warga yang terjebak banjir yang kebanyakan berada di gang gang sejumlah 50 an orang.
Dinihari sekitar pukul 04.00 Wita, hujan sempat berhenti. Saat itulah terjadi musibah kebakaran yang menghanguskan sebuah gudang yang berisi karpet, gorden, bantal, ambal dan lainnya.  Pagi harinya, terjadi pohon besar tumbang di Km 3 Jl Soekarno Hatta, Balikpapan Utara, tepatnya di depan Zipur.  Tak  hanya itu, juga terjadi tanah longsor  di wilayah Prapatan, Balikpapan Kota. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan Suseno membenarkan rentetan kejadian tersebut dalam. “Terjadi banjir, kebakaran, pohon tumbang dan tanah longsor. Saat itu memang terjadi hujan deras yang cukup lama disertai angin kencang. Namun tidak ada  korban jiwa,” ujar Suseno.

PULUHAN HEKTARE SAWAH DI TERITIP TERENDAM

TIDAK hanya berdampak di pusat kota, hujan deras yang mengguyur Kota Beriman, Balikpapan, Sabtu (28/8) juga membikin kawasan pinggiran terendam banjir. Salah satunya adalah kawasan pertanian Gunung Binjai, Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Karya Bina Bersama Romandon, sekira 40 hektare sawah di Gunung Binjai terendam air bah. Kondisi ini diperparah dengan pasang air laut. "Padahal padi sudah menguning, usia tanam 85 hari. 15 hari lagi harusnya sudah panen," kata Romadon kepada Prokal.Co.

Jika dalam dua atau tiga hari ke depan air tak kunjung surut, Romadon memastikan padi tak bakal laku dijual. "Kalau dipanen itu tetap, tapi kalau kondisinya sudah terendam biasanya harganya turun bahkan bisa saja tidak laku," bebernya. Padahal, lanjut Romadon, sawah-sawah ini jadi harapan 20-an petani di Gapoktan Karya Bina Bersama. Di mana, biasanya petani mampu menghasilkan 5,3 ton per hektare setiap panen.

Apalagi, belakangan modal yang dikeluarkan untuk bibit, pupuk dan obat bisa mencapai Rp 17 juta per hektare. Potensi gagal panen membuat Romadon was-was, semakin banyak petani yang tak bisa menanam padi lagi, lantaran modalnya habis.

Dengan asumsi harga padi giling Rp 5.800 per Kg, banjir yang merendam puluhan hektare sawah ini membuat petani berpotensi rugi hingga Rp 30,7 juta per hektare. "Mungkin hanya sekitar 15 persen saja padi yang bisa dipanen normal," kata Romadon. (jam/ono/hul/pro/kpg)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X